Bisakah DFSK Glory 560 Meneror Rush & Terios?

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Mobil kedua, SUV kedua dari DFSK Indonesia akhirnya diperkenalkan ke publik, peluncurannya sendiri rencaananya baru April 2019 di IIMS.

Di Pameran IIMS itu, DFSK Indonesia akan mengumumkan harga jual resminya--yang merupakan kunci untuk menyimpulkan nasib Glory 560 ke depan.

Perlahan tapi pasti, pabrikan China yang punya pabrik di Banten ini terus berusaha mempertahankan eksistensinya.

Tonton video review Glory 560, Lebih Baik dari Rush Terios?

Setelah memperkenalkan sebuah SUV flagship melalui sosok Glory 580, kali ini barang yang ditawarkan lebih realistis untuk dibeli. Kenapa?

Jadi Glory 560 ini diposisikan sebagai adik dari Glory 580. Apa bedanya? Dia lebih kompak dimensinya dan lebih hemat fitur-fiturnya, jadi harapannya bisa punya harga jual yang lebih terjangkau.

Selain itu, positioningnya ini menempatkan Glory 560 untuk bisa bersaing langsung dengan Toyota Rush, Daihatsu Terios, juga Honda BR-V.

Kalaupun belum bisa menyamai penjualan duet maut Rush Terios, untuk sekedar menyalip jualan BR-V yang makin boncos itu, kayaknya sih hal yang mudah ya buat Glory 560.

Tapi setidaknya, Glory 560 punya banyak modal untuk mengganggu--bahkan meneror dominasi Rush dan Terios disegmen low SUV di Tanah Air.

Glory 560 punya dimensi yang lebih panjang dari Rush dan Terios, punya kapasitas tempat duduk sama, tujuh penumpang, punya mesin yang sama 1.500cc tapi...., yang ini pakai turbo.. wuuuzzz...

Selain itu, urusan tampang pun, gue rasa pede banget buat diadu, karena Glory 560 punya wajah yang jauh lebih ganteng dan kelelakiannya begitu kental.

Tapi pertanyaannya sekali lagi, bisakah Glory 560 meneror Rush Terios?

Bertarung secara produk, jelas Glory 560 punya potensi besar dan sangat-sangat mungkin untuk mengungguli duet maut Jepang itu.

Memang dalam segala hal secara produk, bahkan kemungkinan soal harga jualnya nanti pun, Glory 560 bisa jauh lebih value for money dari low SUV Toyota dan Daihatsu itu.

Namun tetap, tantangan terbesar dari DFSK dan merek Cina pada umumnya adalah soal dominasi nama besar merek Jepang yang udah kadung melekat dan kecenderungan orang Indonesia main aman dan susah terbuka dengan hal baru.

Tapi, sebagai pabrikan yang baru memulai kiprahnya, seharusnya DFSK harus mulai belajar bergerilya lebih giat lagi, karena ini satu-satunya cara yang efektif untuk melawan kemapanan.

Perang iklan? udah pasti kalah. Perang terbuka seperti itu pun gak ada gunanya dan hanya buang-buang energi.

Tapi perang gerilya, dimana edukasi dan memberikan pengalaman langsung ke calon konsumen adalah kunci untuk memperkuat citra merek DFSK di mata publik.

Kemudian, memanfaatkan platform digital untuk memperkuat bassis massa digital.

Mereka berguna untuk membela dengan sukarela merek DFSK di mata publik maya (semoga ini juga bisa dilakukan mbak Agnez Mo ya, yang follower sosmednya buanyaaakk banget itu--kabarnya kontraknya sebagai brand ambassador DFSK diperpanjang).

Tonton video review All New Ertiga Sport:

Kuncinya sederhana, edukasi dan kasih kesempatan sebanyak mungkin konsumen untuk berinteraksi dan mencoba langsung produk ini.

Kalau itu semua dilakukan, bukan gak mungkin dominasi Rush Terios perlahan tapi pasti bisa runtuh.

Ingat, Wuling juga udah melakukannya dan hasilnya lumayan, di bulan pertama penjualan Almaz langsung menyalip Honda CR-V. Semoga terus seperti itu.

Dan yang juga perlu diingat, ketika pertumbuhan penjualan DFSK pun semakin membesar--kita semua tentu berharap seperti ini, jangan lupa untuk mempersiapkan diri melayani mereka sebaik mungkin.