Bisakah Viralitas 'Om Telolet Om' Mengikuti Kesuksesan Tahu Bulat?
Tahun 2016 adalah tahun yang sangat “bising”. Banyak hal terjadi baik dari segi politik, hiburan, ataupunteknologi. Seakan-akan menggambarkan kebisingan tahun ini, kita semua pun harus disajikan dengan sebuah fenomena viral yang benar-benar berisik secara harfiah: “om telolet om.”
Jika kamu baru keluar dari gua, mungkin kamu belum begitu familier dengan “om telolet om”. Tapi jika kamu cukup aktif di media sosial atau melakukan perjalanan keluar rumah, tentunya kamu paham betul fenomena “om telolet om” yang awalnya populer di jalur Pantura, namun tiba-tiba terbawa ke dunia internet yang menyenangkan.
Dari Pantura ke dunia digital
Mungkin kamu bertanya-tanya apa hubungannya “om telolet om” —yang telah menyita perhatian banyak selebriti internasional— dengan industri teknologi. Jawabannya simpel! Kamu cukup mengakses Google Play Store dan ketik “om telolet om” di kolom pencarian. Lihatlah seperti apa hasilnya!
Hanya terpaut beberapa hari sejak fenomena ini populer, kamu sudah bisa menemukan puluhangamedan aplikasi yang memanfaatkan momentum keviralan “om telolet om.” Hal ini cukup mengingatkan saya dengan fenomena ketikaOwn Games memperoleh kesuksesan melaluiTahu Bulatatau ketikabanyak tiruanFlappy BirddanThrees(dengan judul2048)mengotori Play Store.
KepadaTech in Asia Indonesia, Eldwin Viriya, CEO dari Own Games bercerita tentang bagaimana dia memulaiTahu Bulatdan hubungannya dengan fenomena makanan viral yang penuh kearifan lokal tersebut.
SebenarnyaTahu Bulattidak terinspirasi dari meme,tapi dari tukang tahu bulat yang saya lihat sungguhan. Saya rasa bisnis tahu bulatnya sendiri unik dan bagus untuk diangkat menjadigame.Ketika dicari di Play Store pun tidak adagame Tahu Bulat. Karena itu kami coba membuatgamedengan tema tersebut.
Fenomena Tahu Bulatdi internet memang tak sebesar keunikan suara klakson truk dan bus yang terjadi saat ini. Tapi kenyataan justru sebaliknya. Begitu game Tahu Bulat populer di pasaran, maka tiruan dan pencuri konten, serta popularitasTahu Bulat sebagai meme pun bermunculan di internet. Tapi bukan berarti keunikanTahu Bulat tidak cocok menjadi meme lo!
Eldwin pun menyetujui teori bahwaTahu Bulatmenjadi besar berkat viralitas yang berkembang menjadi meme.Tapi ada satu hal yang membedakanTahu Bulatdengan banyaknyagameyang dikembangkan semata-mata demi mengejar viralitas.
Kualitas di atas viralitas
Satu hal yang menjadi kekurangangameyang mengejar viralitas adalah kualitas yang rendah. Padahal kualitas ini begitu krusial dan wajib dimiliki semua game di dunia. Fakta bahwa pengembang harus dikejar-kejar waktu sebelum viralitas redup atau diambil developer lain mungkin menjadi batasan tersendiri.
Game juga memerlukan hal lain, seperti diungkapkan Eldwin: “gameTahu Bulattidak sepenuhnya memanfaatkan meme, tapi juga menambahvaluedari apa yang sedang viral tersebut.”
Valueini bisa hadir dalam berbagai bentuk. Tapi untukgame,tentunya kualitas menjadi kunci. Tidak baik bila game yang dikembangkan kelak hanya membuang waktu dan uang para pemain, karena developer terlalu buru-buru membuatnya.
Untuk urusan ini, Own Games cukup diuntungkan karena mereka tidak perlu dikejar waktu redupnya viralitas. “Kami tidak tergesa-gesa karena meme. Sebenarnya memeTahu Bulat sendiri tidak seviral telolet sekarang. Ketika mau merilisgame Tahu Bulat, saya cobagooglingsingkat, dan berita terakhir tentang tahu bulat sudah lewat sekitar dua minggu,” katanya
“Kami justru tergesa-gesa karena ketikaditunjukkan di acara Pasar Komik Bandung, respons dari para pemainnya bagus. Jadi kami malah takut mereka keburu pada lupa kalau adagametersebut,hahaha.”
Manfaatkan momen
Tidak ada yang salah dengan membuatgamesimpel bertema telolet ataupun aplikasi klakson sebagai aktivitas iseng yang mungkin hit. Tapi akan lebih baik jika momen ini tidak dimanfaatkan dengan maksimal.
Beberapa contoh menarik yang dapat dilihat di Google Play Store adalah bagaimana beberapa developergamememberikanupdatesimpel digamemereka yang berhubungan dengan kepopuleran telolet. Contohnya seperti yang dilakukangameCute Munchies,Ngamen Nonstop, atauJuragan Terminal.
Denganupdatesimpel yang menambah fitur minor berhubungan dengan telolet, beberapagametersebut mendapatkan kesempatan untuk memanfaatkan optimisasi mesin pencari Play Store dengan kata kunci “om telolet om” dan di saat bersamaan tetap menyajikangamedengan kualitasgameplaydan visual yang terpoles.
Seandainya developer tetap ingin membuat sesuatu yang baru, mengikuti acaragame jamseperti yang diadakan sekelompok developer lokalpun bisa menjadi solusi. Bahkan saking populernya “om telolet om,”game jamini didukung langsung oleh situs Gamejolt!
Om sukses bertelolet om!
Di perjalanan saya menuju kafe tempat saya menulis artikel ini, entah ada berapa rombongan anak kecil di tempat berbeda berdiri sambil memegangi kardus yang telah ditulis spidol dan berteriak “om telolet om!” Ketika saya sampai pun, saya menjadi saksi seorang pengunjung asal Indonesia yang menjelaskan tentang fenomena “om telolet om” kepada kawannya dari Jepang.
Saat ditanya kemungkinan adagameyang memperoleh kesuksesan besar berkat telolet, Eldwin hanya menjawab dengan pernyataan berikut:
Semoga ada yang bisa. Ketika industri game mau tumbuh, tidak bisa kalau pemainnya cuma itu-itu saja. Semoga ada yang bisa mengalami hal yang sama (seperti kami).
Melihat besarnya popularitas telolet saat ini, akan sangat mubazir bila menyia-nyiakannya. Jadi jika kamu ingin berkarya di tengah momen viralitas yang ada, berkaryalah! Namun ingat, kualitas tetap di atas segalanya. Suarakan teloletmu dengan berkelas, dan biarkan para konsumen menggaungkan suara teloletmu itu.