BMKG: Peringatan Tsunami Belum Dicabut

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, peringatan dini tsunami pascagempa Magnitudo 7,4 di Banten belum diakhiri. Pihaknya saat ini masih melakukan pemantauan.

"Bila terjadi tsunami, seharusnya sudah sampai. Namun, kami ada prosedur standar operasional peringatan dini berlaku dua jam sejak waktu diperkirakan datang tsunami," kata Dwikorita saat dihubungi dalam siaran langsung olehTVRIdi Jakarta, Jumat.

Mengingat peringatan dini belum diakhiri, masyarakat di wilayah yang masuk dalam peringatan dini tsunami diminta menjauh dari pantai ke tempat yang lebih tinggi dan diminta tidak kembali sebelum peringatan dini diakhiri. Sejauh ini, menurut Dwikorita, ketinggian air yang terjadi tidak signifikan, namun kewaspadaan tetap ditegakkan.

"Kami masih terus memantau. Ketinggian yang terjadi tidak signifikan tetapi kita tetap harus menunggu karena alam tidak bisa diperkirakan," katanya.

Sementara itu, gempa Banten tercatat oleh USGS mencatat berkekuatan 6,8 SR. Gempa yang mengguncang pada Jumat (2/8) pukul 19:03 tersebut terdeteksi berpusat sekitar 217 km dari kota Bandar Lampung.

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasikan gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Banten pada Jumat (2/8) petang. Getaran gempa menjalar hingga ke DKI Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.

Gempat disebut terjadi pada pukul 19:03 WIB. Lokasi berada di 54 LS, garis bujur, 104.58 BT, dengan kedalaman 10 km. BMKG menyebut gempa tersebut berpotensi tsunami. Berdasarkan permodelan, Pandeglang bagian Selatan, Pulau Panaitan, Lampung Barat, Pesisir Selatan Lampung berada dalam status Siaga tsunami.