Bos Telkom Optimis Mendikbud Nadiem Bisa Berdayakan SDM di Sektor Digital
(Foto: Uzone.id/Hani Nur Fajrina)
Uzone.id— Kalau diperhatikan, respons kebanyakan orang saat tahu eks CEO Gojek Nadiem Makarim ditunjuk sebagai Mendikbud, mereka langsung menaruh harapan bahwa ia bisa mentransformasi edukasi Indonesia. Tak terkecuali bos Telkom satu ini.
Edwin Aristiawan selaku Direktur Wholesale and International Services Telkom Indonesia sempat menyebut soal Nadiem yang kini telah menjabat sebagai Mendikbud. Selain menjadi menteri termuda di sejarah Indonesia, Nadiem dikenal punya visi dan inovasiout of the boxuntuk sektor digital.
“Saya optimis ini Mendikbud baru harus bisa menggenjot pendidikan Indonesia, agar semuanya punya kapasitas memadai, khususnya di bidang digital,” ungkap Edwin di acara Bandung ICT Expo 2019 di Telkom University.
Hal ini bermula dari Edwin yang tengah membahas tentang bonus demografi di Indonesia.
Baca juga:Orang Indonesia Keranjingan Internet, Telkom Ingin Bina Startup Lebih Banyak
Dari data yang disampaikan, sampai tahun 2035-2045 Indonesia mendapat bonus demografi sebesar 60 persen, di mana usia produktif 15-65 tahun akan ‘membludak’.
“Diprediksi akan ada 650 ribu orang yang akan mengalamidigital talent gap.Sementara saat ini kita kekurangan 9 ribu orang per tahun untuk sektor digital,” imbuh Edwin.
Tercatat, ada sekitar 62 persen celah yang muncul di sektor perbankan, 60 persen di produk konsumen dan ritel, serta 58 persen asuransi. Apalagi semuanya sudah bergerak ke arah serba digital, mengingatfinancial technology(fintech) kian menjadi sektor seksi yang berkembang secara pesat di Tanah Air.
Dia menyambung, “segalanya makin maju, berkembang, dan akan serba canggih. Maka Mendikbud kita yang baru harus bisa memastikan bahwa mulai dari sekarang adalah waktunya generasi muda untuk membangun masa depan.”
Baca juga:Yuk, Datang ke Bandung ICT Expo 2019!
Dengan dukungan pemerintah dan kontribusi perusahaan termasuk BUMN yang kerap menginisiasi program bisnis digital dan pembinaan untuk cikal bakal startup lokal.
“Saya yakinsomedaygak cuma Gojek, Traveloka yang jadi [startup] unicorn. Akan ada unicorn-unicorn berikutnya dari program pembinaan, tentu dengan bekal pendidikan yang memadai sejak masa sekarang,” tutupnya.