Bosra, Reruntuhan Peradaban Romawi Kuno di Damaskus
Terdapat sebuah situs sejarah peninggalan bangsa Romawi Kuno yang terletak kurang lebih 145 kilometer sebelah selatan kota Damaskus, tepatnya di sebuah kota bernama Bosra.
Di kota itu terdapat reruntuhan pasar kuno dan teater, yang pada zamannya sangat ramai dikunjungi. Teater khas Romawi itu didirikan sekitar abad ke-2 SM, yang sampai saat ini bentuk utamanya masih terlihat baik. Teater Bosra pada masa kejayaannya banyak digunakan untuk berbagai pertunjukan budaya, dan kegiatan rakyat lainnya.
Informasi mengenai keberadaan kota Bosra tersebut terungkap dalam sebuah tulisan di batu prasasti, yang diperkirakan dibuat pada abad ke-14 SM. Dalam prasasti itu terdapat kafilah-kafilah yang terkenal dengan sebutan Akadia, Amoria, Nabatia, dan Ghasani. Prasasti itu juga menjelaskan mengenai aktivitas yang dilakukan di Bosra, seperti perdagangan, pemerintaha, dan ragam kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakatnya.
Sejarah kota Bosra sendiri tidak dapat terlepas dari kerajaan Petra, atau dikenal juga sebagai “Kerajaan Selatan”. Petra dibangun oleh kaum Nabatia sekitar abad ke-4 SM. Sementara, kerajaan di utara Bosra, yang disebut “Kerajaan Utara” juga mulai berkembang pada abad ke-4 SM.
Bosra merupakan wilayah perdagangan penting bagi bangsa Arab, China, India, dan Romawi, yang menghubungkan rute perdagangan dari seluruh benua. Pada masa jayanya, Bosra masuk dalam lima pasar utama di Semenanjung Arab, yang keberadaannya sangat penting bagi pertumbuhan perdagangan dunia.
Di reruntuhan pasar kuno Bosra, diketahui pernah menjadi pusat pertukaran barang-barang dari setiap daerah. Di sana pernah dijajakan keramik kuno, dan koin-koin kuno yang menjadi alat tukar pada masa itu. Berbagai macam tembikar dan keramik hias banyak didatangkan dari China, dan India.
Foto: commons.wikimedia.org
Di Bosra juga terdapat sebuah benteng kuno yang dibangun sekitar abad pertama sebelum masehi. Saat Perang Salib terjadi, benteng Bosra digunakan oleh para pasukan Muslim sebagai pertahanan utama mereka menghadapi pasukan Kristen Eropa.
Awalnya, Kota Bosra dibangun secara melingkar dengan dikelilingi benteng yang tinggi dan kokoh. Tetapi telah hancur akibat gempa bumi pada abad ke-11 M, dan serangan bangsa Mongol tahun 1261 M. Kota Bosro sempat dibangun ulang, tetapi kembali hancur setelah dihantam gempa pada abad ke-14 M.
Tahun 1854, di wilayah kota Bosra hanya tinggal berdiri 14 buah rumah karena telah banyak ditinggalkan oleh penduduknya. Namun seiring berjalannya waktu, pembangunan terus dilakukan di Bosra hingga akhirnya kota itu kembali hidup, dan terus berkembang sampai sekarang.
Teater Bosra diketahui sebagai salah satu bangunan monumental termegah yang pernah dibuat oleh bangsa Romawi saat masa keemasannya. Teater Bosra berbentuk setengah bundar, dengan diameter lebih dari 100 meter. Teater itu dapat memuat lebih dari 15.000 penonton. Pemugaran terakhir pada bangunan utama teater terjadi pada tahun 1997 untuk mempertahankan bentuk aslinya.
Sumber:Wijayanti, Daru. 2013.Menjelajah Keajaiban Dunia dalam 365 Hari. Yogyakarta : Indoliterasi