BTS Indosat dan Smartfren Padam Akibat Listrik Putus di Kawasan Semeru

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-- Salah satu dampak dari erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur adalah listrik yang turut padam di sekitar wilayah bencana. Hal ini pun berdampak juga ke jaringan telekomunikasi yang beroperasi di sana.

Disampaikan SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo, Steve Saerang, Indosat terdampak dari meletusnya Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021.

“Kami menyampaikan rasa keprihatinan yang mendalam terkait bencana erupsi dan banjir lahar dingin Gunung Semeru. Saat ini secara umum kondisi jaringan Indosat Ooredoo di wilayah Lumajang, Jawa Timur dalam kondisi normal, kecuali BTS yang berada di sekitar lokasi bencana dalam kondisi mati karena catuan listrik yang terputus,” ungkap Steve saat dihubungiUzone.id, Senin (6/12).

Hal yang sama juga terjadi pada infrastruktur Smartfren.

Baca juga:Video Detik-detik Semeru Erupsi Terjang Lumajang

“Jaringan Smartfren masih menyala, namun beberapa site terdampak karena jaringan listriknya terputus. Saat ini tim sedang berusaha mengakses site yang terdampak untuk menanganinya,” tutur VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat kepadaUzone.idsecara terpisah.

Meski ada BTS jaringannya yang padam karena listrik yang terputus, pihak Indosat turut mengatakan kalau perusahaan sedang melakukan perbaikan juga ketika aparat terkait memberikan izin untuk memasuki lokasi bencana.

“Tim Mobil Klinik kami juga sedang melakukan persiapan untuk terjun langsung menyalurkan bantuan kebutuhan mendesak termasuk pelayanan kesehatan gratis untuk membantu pemerintah daerah setempat melakukan penanganan kondisi tanggap darurat sampai tahap pemulihan,” tutup Steve.

Baca juga:Telkom Upayakan Layanan Tetap Normal Pasca Semeru Erupsi

Seperti yang diwartakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa sejauh ini ada 14 orang meninggal dunia setelah Gunung Semeru erupsi.

Dari 14 korban meninggal tersebut, lima orang yang berada di RS Bhayangkara, Lumajang, belum bisa diidentifikasi. Sementara ada 35 orang korban luka berat, 21 orang luka ringan.

Sesaat setelah terjadi erupsi, Ketua Badan Rescue (Baret) NasDem Jember, David Handoko Seto, mengatakan pihaknya kesulitan melakukan evakuasi karena lahar di sekitar wilayah tersebut masih panas.

Berdasarkan data dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, ada sekitar 62.084 penduduk terkena dampak dari erupsi Semeru. Dari data tersebut, jumlah pengungsi mencapai 902 orang dengan rincian 305 orang mengungsi di beberapa fasilitas pendidikan dan balai desa di Kecamatan Pronojiwo.

Kemudian ada sekitar 409 orang di lima titik balai desa di Kecamatan Candipuro, dan 188 orang mengungsi di empat titik yang terdiri dari rumah ibadah dan balai desa di Kecamatan Pasirian.