Bulan Madu Kedua, di Antara Keinginan dan Dilema Menitipkan Anak
Di penghujung Februari 2019, pasangan selebritasTiti KamaldanChristian Sugiono pergi liburan ke Maladewa, negara kepulauan yang terletak di Samudera Hindia. Dalam salah satu unggahannya di media sosial, Titi menuliskan bahwa dia merasa rileks setelah liburan. Selain itu, Titi juga merasa makin dekat dengan suaminya itu. Bagi Titi, liburan ini penting karena sudah lama mereka tidak liburan berdua, terakhir lima tahun lalu.
“Penting banget untuk suami istriquality timeberdua, mengingat masa pacaran dulu, ngobrol-ngobrol, asalkan anak dijaga sama orang kepercayaan (orangtua, dll) dan mereka dikasih agenda jalan-jalan full sama saudara atau teman-temannya, jadi semuanyahappy,”tulisTiti.
Pernikahan memang bukan sesuatu yang mudah, tidak melulu manis seperti di dongeng. Seringkali pernikahan yang sudah berjalan selama bertahun-tahun menimbulkan kejenuhan. Ketika ada buah hati hadir, kesibukan akan makin bertambah. Hal ini membuat orangtua kerap tak punya waktu untuk berdua. Tak ada lagi kegiatan bersenang-senang berdua seperti yang dilakukan saat masih pacaran atau awal menikah. Tak ada lagi nonton bioskop berdua, atau makan malam kasual. Minimnya waktu berdua ini yang bisa menimbulkan gesekan dalam rumah tangga.
Lantas apa solusinya?
Banyak pakar hubungan menyarankan liburan berdua. Orang-orang kerap melabelinya "bulan madu kedua". Bridestory menyarankan para pasangan untuk menjadikan bulan madu kedua sebagai hadiah ulang tahun pernikahan. Pada momen ini, anda dan pasangan bisa mengenang lagi masa-masa indah ketika pacaran, tertawa kecil tanpa beban pun sonder rengekan anak, sekaligus juga memberi anda waktu untuk saling instropeksi hubungan.
Lyss Stern, pendiri dan direktur Divalysscious Moms, sebuah perusahaan gaya hidup premium untuk kaum ibu urban, bahkan menulis diThe New York Timesbahwa pergi berlibur tanpa anak adalah sebuah terapi. Bagi Stern --dan mungkin jutaan orang lain-- punya anak membuat orang bisa melupakan pentingnya waktu berkualitas untuk diri sendiri dan pasangan. Karenanya, punya waktu berkualitas itu bisa membebaskan diri dari stres, dan tentu saja bermanfaat bagi hubungan.
“Liburan yang terencana tanpa anak-anak kecil memberi anda berdua waktu untuk mengalami hal-hal baru bersama, berbagi cerita dan menghidupkan kembali perasaan dan kedekatan yang anda miliki sebelum keluarga anda tumbuh,” ujar Stern.
Lalu Bagaimana dengan Anak?
Anak adalah salah satu pertimbangan terbesar kala merencanakan bulan madu kedua. Banyak orangtua merasa tak tega meninggalkan buah hatinya, juga bingung harus menitipkan pada siapa. Kebimbangan ini pernah dialami Miranti (38) ketika hendak pergi berbulan madu bersama sang suami dua tahun lalu. Kala itu, ia harus memutar otak agar Cindy, putri semata wayangnya yang berusia 5 tahun, mau dititipkan kepada sang nenek.
“Waktu aku izin liburan, anakku sempet ngambek. Ya gimana, tiap hari kan ayah-bundanya selalu ada buat dia,” ujar Miranti.
Untuk mensiasatinya, Miranti pun meminta kedua orangtuanya untuk tinggal di rumahnya sejak sebulan sebelum mereka berbulan madu. Cara ini ia lakukan agar sang buah hati terbiasa dengan kehadiran kakek-neneknya.
“Untungnya orangtuaku telaten, jadi Cindy cepat deketnya,” katanya.
Akhirnya, rencana berlibur Miranti dan suami pun terlaksana. Meski begitu, mereka memilih untuk berlibur di hari sekolah Cindy.
“Biar dia nggak terlalu ngerasa ditinggal,” ungkapnya.
Jika urusan anak telah tuntas, anda bisa memulai perencanaan bulan madu. Seperti ditulis oleh situs Bridestory, ada beberapa hal yang bisa menjadi ide kegiatan saat berbulan madu, misalnya memperbarui janji pernikahan.
Selain itu, anda dan pasangan bisa saling memanjakan diri ketika bulan madu kedua, misalnya dengan menikmati spa, atau menikmati suasana alam.
Memang dari sisi usia, anda dan pasangan anda sudah tidak semuda dulu, tapi bukan berarti anda tak bisa membuat keseruan di bulan madu kedua. Memberi kejutan pada pasangan bisa jadi salah satu cara untuk menyegarkan kembali hubungan.
Untuk menentukan tempat berlibur, anda bisa pergi ke tempat yang menjadi impian anda dan pasangan, atau bisa juga anda memilih tempat yang memiliki sejarah bagi hubungan anda, misalnya ke tempat anda dan pasangan pertama kali bertemu.
Bagaimana jika ada kendala dana? Tak perlu berlibur jauh ataupun mewah. Marie Hartwell-Walker, seorang psikolog pernikahan dan keluarga memberikansaran: cukup makan malam romantis. Sisihkan waktu untuk berkencan tanpa anak semalam saja. Makan malam yang romantis dan tenang, seharusnya cukup bisa memberikan energi baru bagi pasangan.
Agar semua berjalan mulus, Marie menekankan bahwa semua harus berdasarkan perencanaan. Sebab menurutnya, kehidupan keluarga modern seringkali tidak memungkinkan untuk bersikap spontan.
Baca juga artikel terkaitPERNIKAHANatau tulisan menarik lainnyaWidia Primastika