Camilan Sehat Ini Ternyata Tidak Sehat
POLA makan sehat seringkali menjadi tantangan. Terutama ketika kita dikelilingi oleh begitu banyak makanan yang menyamarkan dirinya sebagai makanan sehat.
Menurut Constance Brown-Riggs, ahli diet dan juru bicara terdaftar untuk The Academy of Nutrition and Dietetics, sumber masalah utama dalam menilai tingkat kesehatan makanan adalah iklan. Konsumen cenderung memilih makanan berdasarkan “iklan” di bagian depan bungkus.
Cara terbaik yang harus dilakukan saat memilih camilan adalah melihat bagian komposisinya. Menurut Brown-Riggs, camilan sehat seharusnya mengandung tidak lebih dari 200 kalori dan harus memiliki cukup serat, sedikit gula, serta hampir tidak mengandung lemak. Membaca komposisi makanan dan label nutrisi adalah cara yang baik untuk memahami apa yang sebenarnya Anda makan.
Melansir Live Science, berikut beberapa makanan ringan yang diiklankan “sehat”, namun kenyataannya tidak:
1. Parfait Yoghurt
Seberapa sehat parfait yoghurt sangat bergantung pada apa yang ada di dalamnya. Parfait yang terbuat dari yoghurt bebas lemak dan buah segar merupakan makanan ringan yang mudah dibuat di rumah.
Tapi, parfait kemasan seringkali menambahkan gula, lemak, dan kalori dalam bentuk manisan buah atau granola yang ditambahkan. Yoghurt yang digunakan pun seringnya merupakan yoghurt tipe lemak tinggi.
Menurut Brown-Riggs, yoghurt di beberapa parfait bahkan bukan yoghurt asli.
“Membeli yoghurt vanila Yunani yang ditambahkan buah sendiri di atasnya adalah makanan ringan yang jauh lebih enak,” katanya.
2. Penganan Manis Kaya Nutrisi
Banyak camilan manis yang diklaim lebih sehat karena mengandung vitamin dan mineral penting. Tapi menurut Brown-Riggs, klaim “sehat” seperti itu tidak lebih hanyalah merupakan tipuan iklan.
“Orang tidak makan kue untuk mendapatkan nutrisi-nutrisi seperti itu,” katanya. Memanjakan diri dengan kue hanyalah untuk memuaskan keinginan memakan makanan manis, bukan sebagai sarana untuk mendapatkan vitamin dan mineral penting.
Sebenarnya, lebih baik jika tidak mengonsumsi jenis makanan ringan ini karena produk semacam ini mengirim pesan campuran tentang nilai kesehatannya. Karenanya, orang pun akan memanfaatkan embel-embel “sehat” dalam produk untuk membenarkan kebiasaan ngemil yang buruk.
3. Keripik Jagung
Hal terpenting yang harus dilakukan dengan sekantong keripik jagung yang diiklankan memiliki “gandum utuh” adalah memastikan komposisinya. Periksalah apakah benar bahan pertama yang tercantum dalam komposisinya adalah gandum utuh.
Pastikan keripik jagung memiliki sedikit serat. Kadar natriumnya juga disarankan berada di takaran serendah mungkin dalam kisaran 5 miligram (mg) per porsi sampai 150 mg per porsi.
Jika keripik memenuhi semua kriteria itu, camilan ini sebenarnya bisa menjadi makanan ringan yang sehat atau setidaknya menjadi alternatif yang sehat untuk keripik kentang standar.
4. Camilan Rasa Keju
Makanan ringan lezat satu ini mungkin lebih rendah lemaknya daripada keripik kentang. Tapi, cemilan ini tetap mengandung sodium dan lemak yang tidak sehat. Selain itu, camilan ini cenderung tidak memiliki gandum utuh.
Brown-Riggs menyarankan untuk jangan membatasi makanan ringan yang Anda konsumsi hanya pada makanan yang diberi label camilan. Sebenarnya, lebih baik untuk membuat pemikiran bahwa makanan ringan adalah makanan sehat yang di konsumsi di sela waktu makan utama, misalnya buah.
5. Camilan Buah Kaya Vitamin C
Potongan kecil permen kenyal bisa terlihat seperti cara yang baik untuk membuat anak-anak mengonsumsi vitamin C harian mereka. Camilan ini juga sering menyebutkan jus buah sebagai bahan utamanya. Tapi, menurut Brown-Riggs itu hanyalah cara untuk memiliki nilai jual.
Kenyataannya, bahan kedua dalam daftar komposisinya hampir selalu gula atau sirup jagung. Hal tersebut membuat camilan ini tidak lebih dari sekedar permen manis dengan sedikit vitamin C.
Brown-Riggs menyarankan, “Jika Anda ingin mendapatkan vitamin C, lebih baik konsumsilah jeruk.”
6. Es Loli dari “Buah Asli” atau “Jus Buah Asli”
Es loli yang dibuat dengan jus buah sekalipun sebenarnya mungkin mengandung gula tambahan. Selain itu, jika es loli terbuat dari jus buah, es tersebut mungkin memiliki serat yang sangat sedikit.
Menurut Brown-Riggs, pilihan terbaik adalah membuat es buah sendiri. Pilih buah yang Anda suka dan kemudian bekukan di kulkas. (Kintan Utari Juanda)***