Cara Dewi Lestari Mendidik Anak dari 2 Ayah Berbeda
Keluarga prioritas utama bagi Dewi Lestari.
“Saya menyadari hidup saya tidak melulu menulis atau membaca. Saya pun harus masak, ke pasar, dan mengorganisir satu rumah. Seperti ada tombol on dan off saja. Sampai sekarang, sih dengan cara itu saya masih bisa berkarya dan tidak kehilangan ide,” ungkap Dewi.
Perhatian khusus dicurahkan Dewi kepada putranya, Keenan, yang memasuki masa praremaja.
“Dia sudah kelas 7, satu lagi kelas 2 SD. Dinamikanya sudah lumayan beda karena yang besar mulai memasuki masa praremaja, tantangannya pun beda. Yang penting komunikasi dan kalau anak-anak sudah pulang sekolah, perhatian saya penuh untuk mereka,” beri tahu Dewi.
Bersama sang suami, Reza Gunawan (40), Dewi menyesuaikan waktu berlibur dengan jadwal libur sekolah anak.
“Kami menghabiskan waktu untuk family time itu biasanya di akhir pekan seperti nonton atau makan bareng di luar. Untuk liburan sekeluarga, biasanya menyesuaikan jadwal libur sekolah anak-anak,” jelas wanita yang akrab disapa Dee ini.
Dewi sekeluarga lebih senang menghabiskan waktu liburan di daerah-daerah Tanah Air, terutama Bali.
“Paling sering ke Bali, karena memang jaraknya tidak terlalu jauh dan pilihan untuk kegiatan maupun makanan juga banyak. Tapi akhir tahun ini kami mau ke Yogyakarta,” tambahnya.
Dewi mengaku tidak memberikan perlakuan istimewa kepada salah satu anak. Hubungan antara Keenan yang lahir dari perkawinan Dewi dengan Marcell Siahaan dan Atisha anak Dewi dari Reza bahkan sangat akrab.
“Tidak susah, sih membagi perhatian untuk keduanya. Untungnya mereka berdua akrab dan selalu bareng di rumah. Bahkan saking dekatnya kadang orang tua dicueki. Mereka terlalu asyik main berdua,” ujar Dewi sambil tertawa.
Dewi sampai saat ini masih kompak dengan Marcell untuk mengurus anak.
“Segalanya harus dikomunikasikan. Misalnya, ada satu aturan di rumah kami, itu dikasih tahu juga ke Marcell. Seperti batas menonton TV itu berapa lama. Nah kalau bisa di rumah Marcell juga diberlakukan hal yang sama supaya seragam. Begitu juga tentang kegiatan dan bagi-bagi liburan. Intinya, komunikasi harus selalu ada,” terangnya.
(sarah/gur)