Cara Lampiaskan Amarah dengan Sehat

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Anda pasti tahu Hulk, monster yang muncul ketika amarah mendominasi seseorang. Hulk adalah persona yang ada di dalam diri setiap orang, tersembunyi di balik lipatan-lipatan emosi yang dikendalikan oleh kesadaran. Monster hijau itu muncul saat kesadaran Anda tidak mampu lagi mengekangnya di alam sana saat Anda tidak dapat menerima keadaan yang tidak sesuai dengan harapan. Amarah adalah ekspresi dari emosi yang tidak menyenangkan, disulut oleh respon emosional Anda terhadap situasi yang berkembang di dalam maupun di luar diri Anda. Anda bisa marah karena kecewa tidak dapat mencapai target pekerjaan yang direncanakan atau adanya tidak kesesuaian antara kinerja dengan hasil yang diharapkan. Amarah juga bisa muncul sebagai bentuk reaksi pertahanan diri.

Cepat mati karena marah
Amarah adalah hal yang sangat manusiawi, tidak selamanya buruk. Namun, amarah yang tidak terkendali bisa memicu gangguan kesehatan – antara lain: sakit kepala, masalah pencernaan (sakit perut), imsonia, kegelisahan, depresi, tekanan darah tinggi, masalah kulit seperti eczema, sampai yang fatal seperti serangan jantung dan stroke. Secara medis, amarah yang tidak terkelola dengan benar dapat menimbulkan peningkatan neurotransmitter secara tidak terkendali, salah satunya adalah peningkatan adrenalin. Saat marah, kelenjar adrenalin membanjiri tubuh Anda dengan hormon stres (adrenalin dan kortisol), kemudian otak Anda akan mentransfer darah dari usus ke otot untuk mempersiapkan kontak fisik. Denyut jantung, tekanan darah, dan temperatur tubuh Anda meningkat serta kulit berkeringat. Pikiran Anda akan menjadi lebih tajam dan fokus, secara konstan bahan kimia stres membanjiri tubuh. Perubahan metabolisme yang menyertai amarah Anda lama-kelamaan akan menyebabkan kerusakan sistem pada tubuh. “Seandainya adrenalin Anda ‘dibiarkan’ naik secara liar, akibatnya akan muncul berbagai gangguan secara fisik. Misalnya hipertensi (darah tinggi), palpitasi (denyut jantung menguat), takhikardi (detak jantung semakin cepat), sesak nafas, sakit kepala, atau gangguan lambung dan pencernaan,” tutur dr.Danardi Sosrosumihardjo Sp.KJ(K), spesialis kejiwaan klinis di RS Premier Jatinegara. .Bukan hanya merusak diri sendiri, amarah yang tidak terkendali juga dapat merusak hubungan sosial Anda – membuat Anda menjadi figur yang dijauhi, persis seperti Hulk.

Lampiaskan dengan sehat
Bukan berarti Anda harus memendam amarah setiap waktu. Itu juga tidak sehat. “Secara psikologis, mengungkapkan rasa marah atau kekecewaan merupakan ventilasi alam bawah sadar individu untuk melepaskan beban emosioal yang kemungkinan akan membebaninya bila terus-menerus dipendam,” kata dr.Danardi. “Jika Anda adalah tipe orang yang eksplosif, Anda akan cenderung mengeluarkan kemarahan secara tidak terkendali dan destruktif,” kata dr. Danardi lagi. Namun jika Anda berkepribadian matang, amarah dapat diekspresikan secara terkendali, dengan nada yang datar, bahkan sesekali masih bisa melontarkan humor, tanpa luapan emosi.

Setiap orang memiliki mekanisme pengendalian diri yang berbeda-beda, tergantung dari tipe diri masing-masing. Jika pengendalian diri Anda lemah, maka yang terjadi adalah agresivitas, dimana kemarahan secara fisik maupun verbal keluar membabi-buta. Tapi jika Anda sudah terlatih untuk sabar, mekanisme internal di dalam diri Anda juga bisa meredam emosi yang meletup-letup dan tidak terpancing untuk bertindak agresif. Untuk melampiaskan kemarahan secara sehat, yang perlu Anda lakukan adalah mengelola amarah. Ketika marah, kendalikan diri Anda, baca dulu kiat-kiat di bawah – lalu marahlah.

> Tahan reaksi.Jika kemarahan Anda terasa sudah mencapai puncak, cobalah untuk diam sejenak dan jangan melakukan apa-apa. Tindakan yang impulsif hanya akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
> Identifikasi.Cobalah untuk menarik nafas panjang dan dalam, kemudian hembuskan pelan-pelan, rasakan kemarahan Anda kemudian berilah identifikasi terhadap perasaan Anda tersebut. Identifikasi ini berguna untuk memilih-milih apakah amarah Anda objektif atau subjektif.
> Tetap gunakan logika.Marahlah dengan cara yang dewasa, manfaatkan bahasa otak Anda kemudian ungkapkan dalam bahasa verbal yang jelas dan informatif. Hindari bahasa otot yang bersifat destruktif (menghancurkan), konfrontatif (melawan), atau menyerang, yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan kemarahan orang lain.
> Lampiaskan kemarahan Anda.Terkadang rasa marah masih tersisa di hati walaupun Anda sudah menggunakan bahasa otak dan dapat diterima oleh orang lain. Jika begitu, inilah saatnya Anda melampiaskannya. Cara yang paling sederhana dan sehat adalah dengan menangis. Tapi lakukan di tempat tersembunyi. Atau bila Anda merasa terlalu jantan untuk menangis, cobalah melampiaskannya dengan berolahraga, misalnya golf, tenis, tenis meja, bola voli, bulutangkis dan olahraga lain yang membuat kita bergerak dengan sebuah objek.
> Ubah persepsi diri.Jika semua cara di atas tidak berhasil, yang harus Anda lakukan adalah mengubah pola pikir Anda. Tanamkan pikiran positif dalam diri Anda, anggaplah ada hal lain yang lebih penting yang harus Anda kerjakan daripada marah. Misalnya, dengan mengatakan sugesti positif pada diri sendiri seperti “Mengalah bukan berarti kalah” atau “Daripada membuang-buang energi untuk hal satu ini, lebih baik saya mengerjakan sesuatu yang lebih bermanfaat”.