Catat nih, 5 Tips Bangun Startup di Indonesia

pada 5 tahun lalu - by

Uzone.id- Fenomena mendirikan perusahaan perintis ataustartupsudah ada sejak beberapa tahun terakhir di Indonesia.

Berdasarkan data dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), pada 2019, ada 1018startupberbasis finansial,e-commerce, sampai agribisnis.

Empat di antaranya sukses menjadistartupyang berstatusunicorndi Indonesia.

Meski sudah banyak “pemain”, Associate Venturra Discovery Karissa Adelaide mengatakan, “Kami yakin ekosistemstartupdi Indonesia masih menyimpan banyak potensi, kesempatan berkembang yang luas.”

Nah, buat kamu yang kepingin membangunstartup, berikut ini tipsnya.

Mulai dari permasalahan

Kamu bisa memulai mendirikanstartupdengan mengacu pada sebuah masalah yang ingin dipecahkan.

Head of Growth The Fit CompanyGondang Prabowo menyampaikan bahwa langkah pertama untuk membangun ide untukstartupmulai dari sebuah masalah.

Baca juga: Udah Kebanyakan,E-Commercedi Indonesia Dinilai Hadapi Titik Jenuh

“Kita mulai dari masalahnya ada ataugak, dan itu bisa dipecahkan. Itu yang pertama kalau mau bikinstartupatau bisnis,” ujar Gondang.

Di samping itu, Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan, “Satu hal terpenting, startup yang dapat survive adalah startup yang memberi solusi atas suatu permasalahan dan fokus pada profit.”

Memperhatikan kompetitor

Karisa menekankan bahwa saat mendirikanstartupperlu memperhatikan kompetitor.

Karisa mengungkapkan, “Banyak banget kompetisi-kompetisi yang ada di Indonesia. Jangan mengambil bisnis model yang istilahnya lawannya Tokopedia atau Gojek.”

Ini sejalan dengan pendapat Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari bahwae-commercesudah sampai di titik jenuh alias sudah banyak.

“Masih bisa gerak die-commerceyang vertical, spesifik produk kecantikan, makanan sehat, dan lainnya. Jangan ikut-ikutan, cari diferensiasi,” ujar Hari.

Baca juga:Transaksi Digital Diklaim Lebih Aman Ketimbang Uang Tunai

Produk yang berbau lokal

Kamu mungkin memperhatikan beberapastartup di negara lain dan ingin membuat serupa untuk Indonesia. Hal ini sebenarnya kurang tepat.

Karisa menyatakan, “Produk tersebut belum tentu bisa diaplikasikan di Indonesia. Jadi benar-benar mesti lokalisasi banget, apa yang bakal cocok ataugakuntuk orang Indonesia.”

Menjadifounderyang berpemikiran terbuka

“Tapi kalaufounderkeras kepala,gakmau terima, merasa paling benar, contoh-contohstartupyang akan gagal,” kata Hari.

Baca juga: UrangBandung Lebih Banyak yangCashlessDibanding Jakarta

Belajar jatuh bangun sejak muda

Berdasarkan data, Hari mengungkapkan bahwastartup yang sukses adalah yang dipimpin oleh orang berusia 40 tahun.

“Tapi bukan berarti milenial tidak bisa,” ujar Hari. Justru, ini menjadi momen yang tepat buat kamu para milenial untuk latihan gagal.

“Kenapa saya bilang latihan gagal? Memang semua pengusaha langsung sukses?No. Mereka melewati masa-masa gagal. Steve Jobs saja pernah gagal beberapa kali,” kata Hari.