Cegah Penyebaran Ransomware, BSSN Kunci Data PDNS 2

pada 5 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Upaya terbaru yang dilakukan Kemenkominfo, BSSN dan Telkom untuk mengamankan Pusat Data Nasional Sementara 2 adalah dengan mengisolasi atau ‘mengunci’ data terenkripsi ransomware agar tidak bisa diakses pihak manapun.

Dalam pernyataan pihak Telkom saat konferensi pers, Rabu, (27/06), pihaknya telah memutus akses PDNS 1 yang terletak di Tangerang dan pusat data cadangan di Batam dari PDNS 2 yang terletak di Surabaya. Hal ini dilakukan agar ransomware yang telah menginfeksi PDNS 2 tidak menyebar ke pusat data lainnya.

“Kita yakinkan bahwa dalam hal ini Telkomsigma sudah melakukan langkah-langkah sesuai prosedur, kalau ada masalah di data center tersebut, sudah diputus antara Surabaya dengan Serpong dan juga demikian juga yang di Batam. Jadi memang kita melihat itu supaya jangan sampai Malware itu atau ransomware-nya ini menular tempat atau ke sistem yang lain," kata Kepala BSSN Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian dalam Konferensi Pers, Rabu, (26/06).

 

 

Terkait data-data yang sudah terinfeksi ransomware, Hinsa menambahkan bahwa saat ini pihaknya juga telah mengisolasi data-data tersebut sehingga tidak bisa diakses oleh pihak mana pun bahkan pihak pelaku.

Belajar dari insiden PDNS 2 yang terlanjur dibobol ransomware, BSSN melakukan penguatan sistem terhadap data PDNS 1 di Serpong dan di Batam kita memperkuat. 

“BSSN mengantisipasi jangan sampai apa yang terjadi di Surabaya tiba-tiba terjadi lagi di tempat lain seperti di misalnya di Serpong,” kata Hinsa.

Penguatan ini dilakukan dengan menurunkan tim khusus secara langsung di lokasi pusat data untuk memeriksa dan memantau keamanan Pusat Data Nasional Sementara 1.

 

 

"Ini sudah kita lakukan penguatan. Tim dari BSSN kita on-site disana untuk meyakinkan bahwa di Batam maupun di Serpong itu tidak terjadi (serangan siber), ini salah satu upaya kita," kata Hinsa.

Di sisi lain, BSSN juga bersama dengan tim Cyber Crime Polri juga terlibat dalam hal investigasi digital forensik untuk menelusuri mengenai asal-usul serangan tersebut serta mencari tahu lebih jelas siapa yang terlibat dalam serangan siber ini.