CEO Lazada Sebut Persaingan E-commerce Indonesia Paling Gila

pada 7 tahun lalu - by

Peta persaingan dalam bisnis e-commerce di Indonesia yang semakin sengit, membuat Lazada harus berpikir keras dan putar otak untuk terus memberikan perbedaan dalam bisnis yang ujungnya nanti akan memperkuat layanan mereka.

CEO Lazada, Max Bittner, mengakui jika persaingan di Indonesia ini sekarang ia sebut 'gila' dane-commercetelah mengubah cara berbelanja masyarakat. Hal ini dia utarakan ketika menjawab pertanyaan dari pengunjung konferensi Tech in Asia Jakarta 2017, soal di mana persaingan paling ketat terjadi dari semua negara operasional Lazada.

Lazada, yang berdiri pada 2012, saat ini beroperasi di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapora, Thailand, dan Vietnam.

"Indonesia paling gila sekarang ini. Tapi kami tidak teralihkan dengan kegilaan itu. Kami tetap fokus memberikan hal yang berbeda untuk konsumen," ujar Bittner, saat menjadi pembicara di ajang Tech in Asia Jakarta 2017, Jakarta Convention Centre, Kamis (2/11).

Di Indonesia sendiri, Lazada menjalankan model bisnismarketplacedan e-ritel. Perusahaan ini terus memperkuat basis e-ritel dengan menjalin kemitraan dengan pihak ketiga dan membangun jaringan distribusi yang lebih banyak.

Menurut Bittner, saat ini Lazada sedang berfokus membangun infrastruktur, yang ia sebut sebagai tantangan paling berat terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu langkahnya adalah memperluas jaringannya dengan rencana membangun 2warehousealias gudang baru di Indonesia.

"Sekarang ada 3warehouseyang tersebar di Indonesia. Rencananya, jumlahwarehousedi sini bakal ada 5 pada pekan depan," ungkapnya.

Namun, Bittner tidak mengungkapkan di mana lokasi dari kedua gudang baru Lazada tersebut. Ia mengatakan persaingan ketat di Indonesia mengharuskan para pelaku e-commerce memiliki kemampuan yang berbeda untuk bisa menjadi yang terbaik.

Lazada Indonesia telah berusaha memperkuat dirinya dengan membuka saluran penjualan produk yang dijual di Taobao, situs marketplace terbesar di China yang merupakan anak usaha Alibaba.

Hal ini dimungkinkan setelah Alibaba meningkatkan kepemilikan sahamnya di Lazada, yang mana kini Alibaba memiliki saham sekitar 83 persen di Lazada.