Cerita Bos Google Bangga Bisa Hindari Pajak

pada 8 tahun lalu - by


Bisnis raksasa mesin pencari internet dunia, Google, belakangan ini tengah menjadi sorotan publik. Pemerintah tengah berupaya keras mengejar pajak yang seharusnya dibayar perusahaan.

Kabar ini semakin menghangat setelah Google dikabarkan menolak upaya pemeriksaan oleh tim Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

Kasus negara melawan Google dalam kasus pengenaan pajak ternyata tak hanya terjadi di Indonesia. Aksi “kejar-kejaran” pemerintah dengan Google pernah terjadi di Inggris.

Kasus pajak untuk Google di Inggris pun sempat menjadi sorotan tajam bagi masyarakat di Inggris pada tahun 2012. Bahkan, petinggi Google saat ini sempat mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Google mengatakan bangga dengan strategi mereka untuk “mengakali” pajak.

Dilansir dariThe Independent, Senin 19 September 2016, petinggi Google New York, Eric Schmidt (ketika masih menjabat sebagai petinggi Google)--mengatakan perusahaan itu tak perlu membayar pajak lebih banyak kepada pemerintah Inggris.

Dokumen pajak menunjukkan bahwa Google hanya membayar 6 juta poundsterling atau Rp103 miliar, padahal pendapatan Google di Inggris mencapai 2,5 miliar atau Rp43 triliun.

Korporasi berbasis California ini menyalurkan pendapatannya sebesar 10 miliar poundsterling atau Rp171 triliun ke Bermuda untuk menghindari pembayaran pajak senilai 2 miliar poundsterling atau Rp34 triliun dari seluruh dunia.

Schmidt mengatakan pihaknya telah membayar pajak dengan legal. Mereka justru bangga dengan strategi pembayaran pajak ini. Bos Silicon Valey ini mengatakan Google tidak akan menyianyiakan kesempatan untuk menyimpan penghasilan besar mereka di negara yang ramah pajak.

“Saya bangga dengan struktur yang kami susun. Kami melakukan pembayaran pajak berdasarkan insentif yang diberikan pemerintah,” kata dia pada tahun 2012.

Pernyataan Schmidt dikecam banyak orang. Menteri Keuangan Inggris kala itu, George Osborne, mengatakan pihaknya berupaya untuk mencegah perusahaan mengalirkan pendapatannya ke negara surga pajak (tax havens).

“Kami berupaya akan memastikan negara multinasional untuk membayar pajak-pajak mereka,” kata dia.

Sementara itu, Margaret Hodge dari parlemen Inggris mengatakan “kebanggaan” Schimdt ini membuat malu. Tak hanya itu, Schmidt juga menyakiti para pembayar pajak di Inggris dengan pernyataan tersebut.

“Orang biasa yang membayar pajaknya dengan benar, akan sakit hati melihat Google menggakali pajak,” kata Hodge.(Sah)