Cerita di Balik Kolektor Ribuan Kaset Pita Langka

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Di era serba digital ini ternyata masih ada saja orang yang setia mendengarkan lagu dari kaset berpita.

Inal, pemilik Racun Record Store, terlihat menggelar ratusan kaset pita dari era 1995 di sebuah gerai festival nostalgia bertajuk '90's Festival', JIEXPO, Kemayoran, Sabtu (11/11).

Kaset pita kini telah bertransformasi menjadi barang langka. Kalau masih ada yang punya, alat pemutarnya juga jarang ditemukan di pasaran.

Namun justru itu yang buat Inal 'greget' berjualan 3.000 koleksi kaset miliknya.

"Awalnya kangen sama masa-masa dulu, mauflashback. Jadi saya memutuskan untuk mencoba ngumpulin ulang semua kaset yang saya punya dan beberapa minta ke komunitas (kaset pita) saya atau tukang loak supaya lengkap," kisahnya.

Meski cukup sulit untuk mengumpulkan, Inal berniat untuk menjual semua yang dimilikinya agar masyarat Indonesia ingat bawa kaset pernah dan masih eksis hingga sekarang.

"Ini lebih ke investasi sih, justru saya mau jual buat kasih tahu kalau kaset itu masih ada loh. Pembelinya juga banyak banget bisa 30 sampai 40 orang sebulan. Bahkan orang Eropa dan Jepang pernah ada yang beli," tambahnya.

Jejeran kaset koleksi dagangan Racun Record Store. (CNN Indonesia/Natasya Delasari)


Inal tak begitu tertarik berpaling hati ke layanan musik digital untuk mengakses lagu, karena ia teguh berpendirian kalau kaset justru yang membuat para penyanyi makmur.

"Kaset itu banyak manfaatnya, bagus buat pendapatan band. Kaset itu menurut saya yang membuat band jadi semangat berkarya lagi dan semangat jualan (karyanya)," ungkap Inal.

Inal tentu bukan satu-satunya orang di Tanah Air yang mengumpulkan kaset tape yang dibanderol dengan harga Rp15ribu per dua buah itu.

Komunitasnya yang terdiri dari ratusan orang itu secara rutin mengadakan malam perkumpulan para pedagang kaset bernama 'Night Record Store Day' saban bulan Mei.

Berita Terkait