Cermat Memilih Pemanis

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pemanis termasuk ke dalam nutrisi jenis karbohidrat. Ada dua jenis pemanis, yakni pemanis bernutrisi dan pemanis yang tidak bernutrisi. Pemanis bernutrisi adalah gula alkohol (sorbitol, manitol, dan xylitol).

Gula alkohol menyediakan energi sekitar 2–3 kcal/gram. Sedangkan karbohidrat biasa menyediakan energi sebesar 4 kcal/gram. Pemanis yang tidak bernutrisi (kita kenal sebagai pemanis buatan) banyak juga dipakai dalam berbagai macam produk makanan.

Pemanis jenis ini tidak memiliki kandungan energi. Artinya, memberi rasa manis namun tidak menyumbangkan energi (non-kalori). Jenis pemanis ini biasanya lebih manis daripada gula pasir (gula meja) atau sukrosa.

Pemanis buatan siklamat memiliki tingkat kemanisan 30 kali lebih besar dari gula meja. Namun, pemanis ini sudah dilarang di Amerika Serikat. Aspartam memiliki tingkat kemanisan sekitar 180 kali gula meja.

Sedangkan sakarin memiliki tingkat kemanisan 300 kali! Bandingkan dengan tingkat kemanisan pada gula alkohol yang jauh lebih rendah – misalnya, sorbitol sebesar 60 dan manitol sebesar 50.

Tingkat rasa manis yang begitu tinggi membuat Anda harus hati-hati menggunakan pemanis buatan. Konsumsi yang melebihiAcceptable Daily Intake(ADI) dapat merusak kesehatan.

Bagaimana dengan pemanis alami? Beberapa orang menganggap pemanis alami ini lebih aman, bahkan daripada gula biasa. Faktanya, pemanis alami mengandung kalori yang sama banyaknya dengan gula biasa. Pemanis alami ini juga dapat menyebabkan karies gigi.

Sedangkan, pemanis bernutrisi yang paling terkenal adalah sorbitol. Biasanya digunakan sebagai pengganti gula sukrosa pada produk makanan. Sorbitol juga diserap oleh sel usus halus sama seperti glukosa. Namun penyerapannya lebih lambat dan tidak cepat meningkatkan kadar gula darah.

Karena sifatnya yang lambat diserap, gula alkohol banyak dipakai untuk penyandang diabetes melitus. Namun demikian, ada efek samping dari banyaknya konsumsi gula alkohol, yakni dapat menyebabkan diare.

Keuntungan dari gula alkohol adalah menurunkan risiko terjadinya karies pada gigi karena bakteri di rongga mulut tidak dapat menggunakan alkohol sebagai bahan bakar untuk hidup.


Kontributor: Dr. Anna Maurina Singal, Mgizi, Dokter Magister Gizi yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia.