Chelsea Kalah dari Leicester karena Kebodohannya Sendiri

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Kekecewaan tak dapat disembunyikan Antonio Ruediger usai Chelsea takluk 0-1 dari Leicester City dalam laga pekan ke-18 Premier League 2018/19 yang dihelat di Stamford Bridge, Minggu (22/12/2018) malam WIB. Apalagi, bek yang datang dari AS Roma itu tahu timnya punya sejumlah peluang emas pada laga ini.

Dalam 72% penguasaan bola, Chelsea mampu melancarkan 17 tembakan. Dengan jumlah tembakan sebanyak itu, satu-satunya masalah tim yang berjulukThe Bluesitu adalah penyelesaian akhir--seperti yang terjadi pada menit ke-32. 

Kala itu, Hazard berhasil merebut bola dari kaki Harry Maguire di luar kotak penalti. Tak lama, eks pemain LOSC Lille itu melakukan aksi dribel di kotak penalti. Ketika kiper Kasper Schmeichel telah salah langkah, Hazard malah lancarkan tembakan yang membentur tiang dengan keras.

Sepuluh menit kemudian, Chelsea kembali mendapatkan kans untuk mencetak gol dalam serangan balik cepat. Namun, upaya itu berakhir dengan tembakan Willian yang dengan mudahnya lengket di tangan Schmeichel.

Buruknya Eden Hazard dan sobat-sobatnya dalam perkara sentuhan akhir inilah yang menjadi berkah bagi Leicester. Memanfaatkan kelewat majunya pemain-pemain Chelsea pada 10 menit awal babak kedua, tim berjulukThe Foxesitu melancarkan serangan balik cepat usai merebut bola pada menit ke-50.

 

 

Bola bergulir cepat dari kaki Ricardo Pereira, lalu ke James Maddison, sebelum pada akhirnya berakhir dengan tembakan berujung gol yang dilancarkan Jamie Vardy dalam kondisi satu lawan satu dengan kiper Kepa Arrizabalaga. Gol tersebut membuat Leicester sukses mencuri poin di Stamford Bridge.

Kekalahan ini membuat Ruediger sadar bahwa teralu jauh berbicara untuk menjadi kampiun Premier League musim ini. Karena kini Chelsea memiliki perolehan poin yang sama dengan Arsenal (37). Namun, karena unggul dalam urusan selisih gol, Chelsea boleh berada di posisi keempat klasemen sementara liga.

Di sisi lain, Chelsea tertinggal dua poin dari Tottenham Hotspur yang berada di posisi ketiga, tujuh poin dari Manchester City yang berada di peringkat kedua, dan 11 poin dari Liverpool yang berada di puncak klasemen. Sekarang, yang terpenting bagi Ruediger adalah mengenyahkan mental pecundang Chelsea dahulu.

“Kalah dari Leicester merupakan sebuah petaka karena kami tak bisa berbicara soal gelar juara Premier League lagi. Jika laga macam ini saja kami tak bisa menang, bagaimana kami bisa bersaing?” keluh bek berkebangsaan Jerman itu kepadaSky Sportsselepas laga.

“Sekarang, kami hanya bisa berbicara kans finis di posisi empat besar. Kami bisa begini karena mental kami tak cukup kuat. Betul-betul bodoh terjebak dalam situasi macam ini,” imbuh Ruediger.