China Bikin Seragam Pintar untuk Cegah Siswa Bolos Sekolah

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Mengantisipasi kenakalan atau penculikan anak sekolah menjadi salah satu fokus yang terus dilakukan oleh China. Salah satu upayanya ialah dengan menciptakan seragam sekolah pintar yang memiliki teknologi pelacak.

Dengan teknologi yang disematkan tersebut, seragam sekolah pintar itu mampu memantau pergerakan siswa dan mencegah mereka bolos sekolah. Saat ini ada 10 sekolah di provinsi barat daya China, Guizhou, yang telah memberlakukan penggunaan seragam tersebut.

Seragam yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi lokal Guizhou Guanyu Technology tersebut memiliki dua keping chip di bahu yang digunakan untuk melacak kapan dan di mana siswa masuk dan keluar sekolah.

Selain itu pihak sekolah juga menggunakansoftwarepengenal wajah atau facial recognition di pintu masuk sekolah untuk memastikan bahwa siswa memakai seragam yang tepat. Melalui teknologi tersebut, jika ada siswa yang mencoba pergi ketika jam sekolah maka alarm akan berbunyi.

Meski disematakan benda seperti cip dan alat pelacak lainnya, namun 'seragam pintar' tersebut dapat dicuci. Setiap pakaian bisa bertahan di suhu hingga 150 derajat Celcius atau 302 derajat Fahrenheit dan dapat dicuci hingga 500 kali.

Selain memantau absensi siswa, menurut laporan dariThe Epoch Times, cip dalam seragam pintar itu juga dapat mendeteksi ketika siswa tidur di kelas dan melakukan pembayaran lewat teknologi pengenalan wajah atau sidik jari.

Menurut Lin Zongwu, kepala sekolah Renhuai, lebih dari 800 siswa di sekolahnya mengenakan seragam pintar sejak 2016. Meski memiliki tujuan untuk mengantisipasi anak kabur dari sekolah, tapi pada akhirnya teknologi ini juga bisa membantu orang tua untuk terus memantau sang anak dan memastikan keselamatannya.

Walau seragam tersebut dimaksudkan untuk mendorong kehadiran siswa di sekolah, tapi pihak sekolah turut menggunakan teknologi tersebut untuk melacak kegiatan siswa yang sudah keluar dari kawasan sekolah.

Tapi, Zongwu berjanji tidak benar-benar melacak secara akurat keberadaan muridnya yang masih mengenakan seragam ketika berada di luar sekolah.

“Kami memilih untuk tidak memeriksa lokasi akurat siswa setelah sekolah,” ucap Zongwu.