China Hapus H&M dari SitusE-Commercekarena Singgung Uighur

pada 3 tahun lalu - by

Ilustrasi (Foto: Sei / Unsplash)

Uzone.id- China dilaporkan telah menghapus nama merek fesyen terkenal H&M dari internet. Hal itu dilakukan di tengah upaya pemerintah China meningkatkan tekanan pada merek sepatu dan pakaian yang melakukan protes terhadap pelanggaran HAM di wilayah Muslim Uighur, Xinjiang.

Produk H&M hilang dari platforme-commerceterkenal, termasuk Alibaba dan JD.com, menyusul seruan media pemerintah untuk boikot atas keputusan retail asal Swedia itu untuk menghentikan pembelian kapas dari Xinjiang.

Tindakan China itu merusak kemampuan H&M untuk menjangkau pelanggan di China, di mana negeri Tirai Bambu ini seperlima belanja warganya dilakukan secara online.

Tak cuma itu, reaksi yang sama dilakukan oleh lusinan selebritas China yang membatalkan kontrak dengan Nike, Adidas, Burberry, Uniqlo dan Lacoste setelah media pemerintah mengkritik merek tersebut telah mengungkapkan keprihatinannya terhadap warga Muslim Uigur di Xinjiang.

BACA JUGA:4 Alasan Jangan Sebar Konten Bom Gereja Katedral Makassar

Merek-merek dagang kini sedang berjuang untuk menghadapi tekanan di luar negeri demi menjauhkan diri dari pelanggaran tanpa memicu kemarahan China. Pasalnya, China jadi salah satu pasar terbesar dengan pertumbuhan tercepat.

Tekanan juga meningkat ketika aktivis hak asasi manusia melobi sponsor untuk mundur dari Olimpiade Musim Dingin Beijing yang digelar pada Februari 2022.

Tencent, yang mengoperasikan game dan layanan pesan WeChat, mengumumkan akan hapus kostum rancangan Burberry darigameponsel populer.

Sekitar 500 toko H&M di China tak muncul di aplikasiride-hailingDidi Chuxing atau layanan peta yand dioperasikan oleh Alibaba dan Baidu.

Tidak jelas apakah perusahaan menerima pesan dari pemerintah China agar menghapus H&M die-commerce. Regulator di China punya wewenang luas untuk menghukum perusahaan yang gagal mendukung kebijakan resmi.

Liga Pemuda Partai Komunis yang berkuasa telah melancarkan serangan pada Rabu (24/3) terhadap H&M, menyusul keputusan Uni Eropa untuk bergabung dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada dalam menjatuhkan sanksi kepada pejabat China yang disalahkan atas pelanggaran di Xinjiang.

Pada Jumat (26/3), pemerintah China mengumumkan soal hukuman terhadap sembilan warga Inggris dan empat institusi. Mereka dilarang mengunjungi China atau melakukan transaksi keuangan dengan warga dan lembaganya.

Dilaporkan, lebih dari 1 juta warga Uighur dan etnis minoritas Muslim lainnya telah dikurung di kamp-kamp penahanan di Xinjiang.

Pihak berwenang di sana dituduh memberlakukan kerja paksa dan mengendalikan angka kelahiran dengan paksaan.

Namun, pemerintah China menolak tuduhan pelanggaran tersebut dengan berdalih kamp itu untuk pelatihan kerja demi mendukung pembangunan ekonomi dan memerangi radikalisme Islam.

China adalah pasar terbesar keempat H&M di belakang Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris, dengan menyumbang sekitar 5 persen dari pendapatan perusahaan di tahun 2020.

VIDEO TWS Terbaik di Pasar, Dengan Harga 1.199 Rupiah Sudah Dapat Fitur ANC