Cinta Kasih Ibu: Bantu Cari Jodoh untuk Anak di Aplikasi hingga Billboard
Uzone.id– kasih seorang ibu memang tak lekang oleh waktu. Saking cintanya dengan sang anak, ada seorang ibu yang membantu ‘mempromosikan’ anak jomblonya di aplikasi kencan, hingga billboard semasif Times Square New York!
Banyak orang tua yang berharap dan mendoakan buah hatinya bertemu jodoh yang nantinya dapat menjadi pasangan hidup sampai kelak tua. Bahkan, ada juga yang sampai melakukan cara-cara unik yang “niat banget” agar secepatnya mendapatkan jodoh.
Mungkin sekilas akan terlihat seperti orang putus asa, wong nyari jodoh aja kok sampai pasang muka di billboard. Times Square pula.
Tapi, ada kisah lebih mendalam di balik upaya seorang ibu ini.
Baca juga:Waspada Jadi Korban 'Doxing' di Aplikasi Kencan
Warga asal Boston, Amerika Serikat, Beth Davis awalnya didiagnosis kanker payudara pada 2004. Ia menjalani kemoterapi dan kesehatannya membaik. Sayangnya, pada Juni 2020 baru ketahuan kalau ia penyakit tersebut berkembang menjadi kanker payudara metastasis dan telah menyebar ke tulang-tulangnya.
Beth pun merasa takut tidak punya waktu banyak bersama suaminya, Rick, dan anak perempuannya, Molly.
Ibu usia 61 tahun ini kemudian merasa ada “urgensi” untuk membantu Molly menemukan tambatan hatinya. Molly sendiri usianya 30 tahun saat ini.
Beth kemudian meminta izin sang anak untuk membuatkannya profil di aplikasi kencan bernama Wingman. Aplikasi ini cara kerjanya pun unik, di dalamnya semua teman dan keluarga dapat menjadi mak comblang untuk si jomblo.
Upaya Beth tidak berhenti di situ. Ia juga memuat profil Molly di billboard raksasa di Times Square, New York City.
Usut punya usut, ternyata billboard pencarian jodoh Molly ini juga hasil bantuan dari pendiri aplikasi Wingman, Tina Wilson, saat tahu tentang kisah di balik keluarga Beth.
Baca juga:Bahaya yang Masih Mengintai Jomblo di Aplikasi Kencan
Sebagai seorang ibu, Beth mengatakan bahwa ia terinspirasi mencarikan Molly jodoh selagi ia masih hidup karena ia ingin melihatnya bahagia.
“Molly menghabiskan waktu bersama kami tanpa rasa egois, ia pernah cuti untuk terbang ke Selandia Baru tahun lalu saat saya didiagnosis pada 2020. Seperti anak muda kebanyakan, kehidupan sosial Molly terganggu oleh pandemi, jadi saya hanya ingin membantunya mencari pasangan,” ungkap Beth, seperti dikutip dariCNN.
Beth juga mengaku, ia sangat mengagumi sifat optimisme di dalam diri Molly.
“Dia benar-benar melihat sisi baik dari orang dan selalu berusaha membuat hidup orang lain jadi lebih baik. Molly sangat pintar, lucu, suka tertawa, dan tidak menganggap dirinya serius. Ia bekerja keras, tapi selalu menyeimbangkannya dengan bersenang-senang. Saya mengaguminya,” lanjut Beth.
Seiring pencarian jodoh untuk Molly, Beth tetap akan menghormati pilihan Molly dan memintanya untuk memberitahu jika ia merasa sudah menemukan “the one”, alias orang yang tepat.
“Saya berharap Molly memiliki pasangan hidup baik yang mencintainya dan menomorsatukannya, saya juga yakin siapapun orangnya, Molly juga akan melakukan hal sama. Saya ingin melihatnya dikelilingi keluarga jodohnya yang siap merangkulnya,” ungkap Beth.
Upaya sang ibu ini tidak mengganggu Molly sama sekali. Ia menganggapnya sebagai kasih sayang seorang ibu.
Molly juga memberi kisi-kisi soal karakteristik jodoh yang ia inginkan, yakni sosok yang bisa membuatnya tertawa dan komunikator yang baik.
“Ibu dan ayah saya bersandar satu sama lain. Itu yang saya harapkan,” tutup Molly.