Crazy Rich Indonesian Beli Apartemen Rp 150 Miliar di Jantung Jakarta
Di tengah perlambatan ekonomi dan tergerusnya nilai tukar rupiah, tampaknya tidak terlalu signifikan mempengaruhi bisnis apartemen mewah (luxirious) di pusat kota Jakarta. Orang kaya Indonesia atau disebutCrazy Rich Indonesiantetap tertarik membeli hunian mewah.
Buktinya, satu unit apartemen jenispenthouseatau unit lantai tertinggi di gedung kondominium yang dijual USD 10 juta atau Rp 152 miliar per unit telah laku dijual.
Apartemen mewah ini bernama The Residences at The St. Regis, yang berlokasi di Jalan Rasuna Said Jakarta.
Di hunian mewah berkonsep vertikal ini, terdapat 164 unit apartemen. Kondominium ini dikembangkan oleh Rajawali Property Group.
"HargapenthouseUSD 10 juta. Sudah laku 1 unit, dan kita bangunya 2 unit," kata Kepala Divisi Penjualan dan Pemasaran Rajawali Property Group Swanny Hendrata di The Residences at The St. Regis, Jakarta, Kamis (18/10).
Apartemen mewah ini mulai dibangun pada tahun 2017 dan ditargetkan selesai pada Desember 2020. Apartemen ini memiliki 164 unit hunian dengan rincian 137 unit tipe Sky Residence, 25 unit tipe Sky Villa hingga tertinggi 2 unit tipe Sky Palace (penthouse).
"Harga per meter persegi mulai Rp 67 juta (belum termasuk pajak). Harga dimulai dari Rp 33 miliar (tipe Sky Residence) dan termahal USD 10 juta," tambahnya.
Hingga saat ini, hunian vertikal kelas premium sudah terjual 40 persen, dengan rincian 99 persen pembeli merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Keunggulan lain dari apartemen mewah 52 lantai ini ialah berdampingan dengan Hotel St Regis.
"Fasilitas kita bikin khusus seperti taman, private dining," tambahnya.
Di tempat yang sama, CEO Leads Property Hendra Hartono mengaku pembeli kelas properti atas (konominium) tidak terpengaruh oleh naik turunya mata uang. Mereka umumnya adalah pembeli yang memiliki pemasukan tinggi dan sudah memiliki hunian mewah di luar Indonesia. Mereka juga mempertimbangkan kawasan atau lokasi yang berdampingan dengan pusat bisnis. Lokasi favorit hunian vertikal mewah seperti Menteng, SCBD, Kebayoran Baru hingga Setia Budi.
"Umumnya mereka beli bukan untuk investasi (end user) dan mereka berusia di atas 40-an tahun. Mereka enggak terpengaruh dengan pergerakan dolar," ungkap Hendra.
Di indonesia sendiri, hunian mewah berkonsep vertikal hanya tersedia di Jakarta. Hingga kuartal III 2018, terdapat 3.500 unit hunian vertikal mewah yang sudah tersedia di pasar.
"Kalau orang kaya Surabaya misalnya, mereka belinya di Jakarta. Di Indonesia sendiriluxiriouspertama ada di Dharmawangsa, kemudian berhenti setelah 1998 dan baru booming lagi setelah tahun 2007," tambahnya.