Daftar 7 Kecap Lokal Favorit di Indonesia
Peribahasa "bagai sayur tanpa garam", tampaknya cocok untuk menggambarkan sensasi menyantap seporsi sate tanpa kecap. Bagi orang Jawa, penyedap rasa ini memang harus selalu ada di atas meja. Wajar, dengan tambahan cairan pekat hitam ini rasa masakan akan menjadi lezat, kaya aroma, dan tentunyauenak pol.
Tak hanya di tanah Jawa, beberapa daerah di Indonesia juga memiliki kecap manis andalan masing-masing. Meski sama-sama manis, ternyata kecap lokal ini juga memiliki cita rasa yang berbeda. Terbukti dengan beragamnya kuliner nusantara yang dipengaruhi kecap-kecap lokal.
Nah, merek kecap lokal apa saja yang menjadi favorit?Yuk, simak ulasannya yang telahkumparanFOODrangkum berikut ini:
1. Kecap Siong Hin (SH)
Sesuai namanya, kecap yang diproduksi sejak 1920 ini dirintis oleh pemiliknya yang bernama Siong Hin. Meski telah ada sejak 98 tahun lalu, kecap lokal ini masih eksis hingga sekarang dan sangat terkenal di kalangan warga Tangerang.
Kecap yang memiliki label berwarna oranye terang dengan huruf SH itu, memiliki cita rasa manis alami. Tak hanya itu, warna kecapnya pun tidak terlalu pekat jika dibandingkan dengan kecap manis lainnya.
Kecap ini biasanya dijadikan bumbu penyedap beberapa masakan, seperti bakso, bubur, sate, dan kuliner pinggir jalan lainnya. Namun, menurut Chef Alifatqul Maulana, pengajar di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, kecap SH paling cocok dipadukan dengan masakan yang dibakar.
"Karena dulu di sana (kawasan Tangerang) banyak yang bikin babi bakar," ungkap Chef yang akrab dipanggil Alif itu.
2. Kecap Ikan Lele
Selanjutnya adalah Kecap Ikan Lele. Kecap yang dirintis oleh Pranoto alias Go Tjwan Hok itu menjadi kebanggaan masyarakat Pati, Jawa Tengah. Berbeda dengan kecap lain, kecap yang telah ada sejak 1954 ini mengkampanyekan penggunaan bahan-bahan alami, tanpa menggunakan bahan pengawet. Tak hanya itu, produksinya pun masih dilakukan dengan cara tradisonal.
Lalu, bagaimana caranya agar kecap tersebut bisa bertahan lama? Kabarnya, mereka menggunakan gula dan garam sebagai pengawetnya. Dengan dua bahan itu, Kecap Ikan Lele bisa bertahan hingga dua tahun.
Kecap Ikan Lele bisa dibilang menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Pati. Jika musim lebaran tiba, banyak warga yang menggunakan kecap ini sebagai oleh-oleh.
Nah, kecap ini juga cocok dipadukan dengan mi instan. Tak percaya? Cobain,deh.
3. Kecap THG
Jika kamu masyarakat Kudus, tentu sudah tidak asing lagi,dong, dengan kecap yang satu ini? Ya, kecap yang telah ada sejak 1950 itu memang menjadi salah satu rahasia kunci kelezatan Soto Kudus. Bukan hanya menambah cita rasa legit, tetapi kecap ini juga menambah rasa gurih alami yang sulit untuk dilupakan.
Dari segi tampilan, kecap ini memiliki label yang mirip dengan kecap SH. Berwarna oranye terang dengan label sederhana tertulis 'Kecap THG, Kecap No.1 THG'. Nama THG sendiri merupakan singkatan dari nama sang perintis, yaitu Tan Hwie Gong.
Salah satu keunggulan dari kecap lokal ini, yaitu pemakaian bahan-bahan alami tanpa campuran kimia dan bahan pengawet. Bahkan, untuk membuat cairan hitam bercita rasa manis tersebut, sang pemilik menggunakan kedelai terbaik dari daerah Juwana, Kabupaten Pati. Untuk bahan-bahan seperti gula, kabarnya mereka hanya menggunakan gula dari Kebumen yang bisa membuat aroma kecap lebih wangi dan gurih.
4. Kecap Cap Tomat Lombok
Jika kamu menganggap kecap ini berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, kamu salah besar. Soalnya, kecap yang biasa digunakan para penjual Sate Tegal ini berasal dari Slawi, Tegal, Jawa Tengah.
Ya, bagi orang Tegal sendiri, si hitam manis ini memang sudah melekat di hati mereka. Semua masakan khas Tegal, seperti sate kambing muda ala Tegal menggunakan kecap ini.
Kecap Cap Tomat Lombok sendiri sudah ada sejak 1940. Sang pendiri yang juga seorang ibu rumah tangga, Sri Rezeki alias Sie Sioe Lwan memulai bisnisnya itu pada umur 38 tahun. Kala itu, tak banyak orang yang tahu bagaimana cara membuat kecap, lalu ia memulainya dengan dapur sederhana yang terbuat dari semen berserta satu kuali dan dandang.
Dulu, kecap rumahan ini tak dijual dalam botol, melainkan para pembeli membawa wadahnya sendiri. Selain ibu rumah tangga, ternyata pelanggannya dulu banyak juga berasal dari pedagang sate.
5. Kecap Mirama
Kecap yang satu ini paling kondang di kota Semarang. Konon, kecap legendaris ini sudah diproduksi sejak 1935. Kecap Mirama sendiri pertama kali dirintis oleh Kwee Siek Giem, dan kini diolah oleh cucunya, yaitu Markus Djuli Purwanto.
Dalam pemasarannya, Markus sengaja membuat kecap Mirama dalam jumlah terbatas, atau sesuai pesanan sehari-hari. Salah satu alasannya karena Markus ingin menjaga cita rasa kecap yang diproduksi di Jalan Gg. Gambiran No. 80, Semarang Tengah, Jawa Tengah itu tetap terjaga.
Di Semarang sendiri, kecap ini biasanya dipakai khusus untuk tumisan, nasi goreng, dan mie goreng.
"Kecap Mirama ini cenderung membuat warna masakan jadi lebih gelap dan bagus," terang Diah Didi, seorangfood developer.
6. Kecap Cap Orang Jual Sate
Sebelum dikenal dengan nama Kecap Cap Orang Jual Sate, ternyata saat pertama kali dirintis pada 1889 kecap ini memakai nama Bintang Bidadari. Kecap ini sendiri didirikan oleh Ong Tjien Boen di Probolinggo, Jawa Timur.
Bagi masyarakat Probolinggo sendiri, kecap ini menjadi salah satu bumbu yang harus selalu ada di dalam setiap masakan. Sesuai dengan namanya, kecap ini paling cocok dipadukan dengan sate khas Probolinggo.
7. Kecap Cap Segi Tiga
Salah satu kecap legendaris dari Majalengka yang masih eksis sampai sekarang adalah Kecap Cap Segi Tiga. Kecap yang mulai diproduksi pada 1958 itu, dirintis oleh tiga orang pemerkasa, yaitu H Lukman, Endek, dan Aman.
Selain teksturnya yang kental, kecap Segi Tiga juga mampu bertahan dua tahun tanpa menggunakan bahan pengawet. Menurut sang produsen, salah satu cara agar kecapnya bisa bertahan lama yaitu dengan mencampurkan garam dalam jumlah yang banyak saat proses fermentasi.
Itulah tujuh kecap lokal favorit di Indonesia. Jadi, merek kecap lokal mana yang jadi favoritmu?
Simak selengkapnya konten spesial kumparan dalam topikSejuta Rasa Kecap.