Menguak Mitos Kambing untuk Bangkitkan Gairah Seksual

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Hari Raya Idul Adha selalu lekat dengan daging kambing yang diolah menjadi beragam olahan seperti sate, gulai, hingga tongseng.

Hanya saja banyak orang enggan untuk mengonsumsi daging kambing karena dianggap bisa meningkatkan libido dan gairah seksual seseorang.

Tak dimungkiri, sebagian orang melekatkan daging kambing sebagai aprodisiak atau makanan peningkat gairah seks. Namun benarkah demikian?

Seksolog Heru H. Oentoeng tidak membenarkan hal ini. Menurutnya, daging kambing, selayaknya daging lainnya digunakan sebagai bahan makanan pelengkap asupan gizi seimbang.


"Itu mitos. (Daging kambing) sama seperti daging lainnya yang hanya sebagai bahan makanan yang bergizi. Bila gizi baik maka gairah juga diharapkan bagus," katanya melalui pesan singkat kepadaCNNIndonesia.com,Kamis (31/8).

Banyak informasi beredar seputar aprodisiak, seperti susu, tiram, asparagus, telur, alpukat, ikan, termasuk daging kambing. Namun ia berkata, beberapa makanan diklaim sebagai aprodisiak tetapi dasar ilmiahnya tidak kuat, sehingga hal ini hanya jadi testimoni dan mitos belaka.

Persepsi atau sugesti, lanjutnya, punya peran besar dalam kehidupan seksual. Jadi kemungkinan orang yang makan daging kambing kemudian tersugesti gairah seksualnya meningkat.


"Gairah itu dipengaruhi banyak hal. Fisik dan psikis," katanya.

Heru menjelaskan, faktor fisik yang berpengaruh antara lain faktor kesehatan seseorang secara umum.

Lebih spesifik, Heru mengungkapkan bahwa kualitas testosteron seorang pria memegang peranan penting terkait gairah seksual ini.

Sedangkan psikis meliputi komunikasi dengan pasangan dan pengalaman seksual sebelumnya.

"Jadi tidak melulu dipengaruhi oleh makanan. Makanan nanti bisa meningkatkan kualitas fisik umum dan kualitas hormon testosteron yang ada di dalam tubuh," katanya.

Berita Terkait