Dedi Mulyadi Ubah Filosofi Memikul Sisingaan

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Peringatan Hari Bhayangkara di Purwakarta dilaksanakan dengan cara yang unik. Usai upacara bendera dihelat di Taman Pesanggrahan Padjadjaran Purwakarta pada Senin, 10 Juli 2017, anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah di kabupaten yang mengusung falsafah kesundaan sebagai asas pembangunan tersebut terlihat memikul Sisingaan.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Kapolres Purwakarta AKBP Hanny Hidayat, Dandim 0619 Purwakarta Letkol (Inf) Ari Maulana, Ketua DPRD Purwakarta Sarip Hidayat memikul properti tarian khas Sunda tersebut sambil menari di sepanjang rute devile dari halaman Pendopo Purwakarta menuju Jalan RE Martadinata Purwakarta.

Dalam keterangannya usai iring-iringan kesenian tersebut, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan bahwa hari ini sudah bukan masanya pemimpin dipikul dan diarak oleh masyakat. Akan tetapi sebaliknya, menurut dia, saat ini ialah waktunya pemimpin memikul masyarakat.

“Kalau dulu pejabat yang dipikul, saya ubah filosofinya, pejabat itu seharusnya memikul, bukan dipikul. Pengantin sunat kan dipikul agar bahagia. Nah, masyarakat juga begitu, harus dipikul oleh pemimpin agar bahagia. Tujuan kebahagiaan itu dapat tercapai saat pejabat mampu menjadi pengayom rakyatnya,” ujar Dedi.

Menumbuhkan Budaya Tertib

Dia juga menyampaikan pesan khusus dalam peringatan Hari Bhayangkara yang ke-71. Pihak kepolisian menurut dia harus memperkuat dua aspek, yakni aspek humanis dan aspek ketegasan. Kedua hal ini harus dilakukan agar tercipta suasana ketertiban di tengah masyarakat.

“Secara umum, di Indonesia ini kan kurang tertib, cara berkendara, membuang sampah, ujaran kebencian, budaya antre, masih kurang tertib. Tetapi kalau di luar Indonesia kan takut pada aturan, jadi tertib. Ketertiban itu kan ciri humanis sebuah masyarakat,” tuturnya.

Untuk menumbuhkan budaya tertib itu, Dedi menekankan pentingnya ketegasan dalam law enforcement. Ia mencontohkan kultur di desa-desa, saat ada salah satu anggota masyarakat yang melanggar peraturan hukum, biasanya diselesaikan dengan cara kompromi karena memiliki sanak saudara yang bekerja sebagai penegak hukum.

“Kita harus konsisten, jangan sampai minta bantuan kakak, paman atau bapak saat melakukan pelanggaran hukum. Ke depan harus lebih tegas,” tuturnya.

Kemeriahan acara yang juga turut dihadiri oleh seluruh unsur ormas di Kabupaten Purwakarta tersebut membuat Kapolres Purwakarta, AKBP Hanny Hidayat terharu. Ia pun berharap agar suasana keamanan dan ketertiban masyarakat selalu tercipta untuk mempermudah tugas korps baju coklat yang dia pimpin.

“Saya terharu dan apresiatif kepada Kang Dedi yang sudah membantu kami menyiapkan kegiatan ini dengan tema budaya Sunda. Pada kesempatan ini, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar terus menciptakan suasana kamtibmas yang nyaman agar Purwakarta aman  untuk warganya juga para pendatang,” ujarnya.

Selain unsur sisingaan dan unsur ormas, kegiatan ini juga turut dimeriahkan oleh iring-iringan mobil patroli dan stand up comedy oleh para petugas kepolisian. Seluruh rangkaian kegiatan Peringatan Hari Bhayangkara ke-71 di Purwakarta akan dipungkas dengan Konser Bhayangkara di Lapang Sahate, Jalan KK Singawinata.***