Denny Sumargo untuk Dita: Cinta Tidak Selamanya Harus Bersama

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Rencana pernikahan aktor Denny Sumargo dengan pengusaha muda Dita Soedarjo kandas di tengah jalan. Melalui akun Instagram pribadinya, @ditasoedarjo, mengatakan bahwa faktor keduanya untuk berpisah bukanlah karena perselingkuhan.

"Bahwa tidak ada perselingkuhan penyebabnya kami putus," tulis Dita Soedarjo dalam unggahannya pada Jumat (14/12).

Meski kedua insan ini telah dilanda kegalauan, namun mereka memiliki caranya masing-masing agar tak terpuruk dalam kesedihan. Keduanya saling memberikan semangat dan dukungan meski tak jadi membina rumah tangga bersama.

Salah satunya, Denny menuliskan sebuah surat yang ia unggah untuk sang mantan kekasih. Pemain film '5 cm' itu berpesan bahwa Dita masih punya perjalanan hidup yang lebih besar. Ia juga meminta kepada pengusaha es krim Haagen Dasz Indonesia itu untuk selalu mengingatnya jika ada seseorang yang menyakiti dirinya.

"Kamu akan mengerti apa yang telah aku berikan untukmu, semua kenanganku akan masuk ke dalam hatimu. Jika mereka menyakitimu, ingat aku apa yang baik dalam diriku..."tulis Denny Sumargo dalam unggahannya pada Jumat (14/12) pagi.

Pria berusia 37 tahuh itu menambahkan, Dita boleh bersedih namun jangan terlalu berlalut. Denny meminta agar kesedihan tersebut jangan sampai menyakiti pihak lain.

"Jangan menyalahkan dirimu dan keadaan. Salahkan saya, karena saya lebih kuat dengan hinaan. Cintailah Tuhanmu melebihi hatimu dengan segala isi pikiranmu, hatimu dan jiwamu. Dan perbuatlah apa yang dikatakan Tuhan,"tulisnya.

"Xoxo, cinta tidak selamanya harus bersama, Love you @ditasoedarjo,"tulis Denny Sumargo mengakhiri unggahannya.

Sebelumnya, Denny Sumargo dan Dita Soedarjo telah menggelar prosesi lamaran pada 4 Agustus lalu di The Dharmawangsa Residence, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Denny melamar Dita setelah menjalin asmara selama kurang lebih satu tahun. 

Acara lamaran yang digelar tertutup oleh awak media itu, hanya dihadiri keluarga kedua belah pihak serta disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Ketiga, Bj Habibie.