Deretan Potret Memikat di Tangan Para Muslimah

pada 7 tahun lalu - by

Apa yang biasanya kamu lakukan saatweekend? Mungkin sebagian besar menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke mal ataume timedi rumah.

Tapi tidak demikian dengan beberapa perempuan ini. Mereka mengisi akhir pekan dengan mengikuti workshop fotografi.

 

 

Sabtu sore itu di sebuah kafe dekat Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa perempuan mengikuti workshop fotografistil lifeyang digelar komunitas Yuk Belajar Bareng. Komunitas tersebut mengandeng Silva Sandiarini sebagai tutor workshop.

 

 

Berpenampilan bak mahasiswi semester akhir, nyatanya Silva memiliki dua anak. Perempuan berusia 36 tahun itu telah menggeluti dunia fotografistill lifeselama tiga tahun.

Sebelumnya, selama 10 tahun ia lebih fokus pada digital imaging --mengedit foto agar terlihat lebih menarik.

Awal mula Silva mencintai fotografistill lifeialah karena iseng. Ia hobi memotret berbagai objek di sekitarnya seperti kacamata dan majalah. Dari kegemaran itu, Silva mendalami fotografistill lifehingga kini.

“Entah kenapa jadi suka aja. (Memotret objek) itu menurut saya membangkitkan situasi, emosi, suasana, membuat foto jadi menarik,” ucap fotograferfreelanceasal Jakarta ini saat berbincang dengankumparan,Sabtu (13/5).

Kegemaran iseng Silva kian terasah ketika ia mengikuti Upload Kompakan di Instagram. Upload Kompakan --yang didirikan oleh food photographer Echi Sofwan-- ialah wadah bagi para perempuan untuk menyalurkan hasrat memotret mereka.

Untuk mengikuti Upload Kompakan, seseorang harus menjadi anggota lebih dulu dengan cara follow Instagram @uploadkompakan. Akun Instagram tersebut dikunci sehingga hanya member yang dapat melihat foto yang dimuat Upload Kompakan.

Upload Kompakan memiliki peraturan sendiri untuk kompakers --sebutan bagi para perempuan yang mengunggah foto ke Upload Kompakan. Mereka tidak boleh memotret makhluk hidup atau gambar yang menyerupai sejenisnya.

“Peraturannya memang gitu karena memang agak syar'i, mengikuti sunah Islam. Jadi ya udah kami foto benda mati, dan tiap hari ada temanya. Jadi setiap hari kami motret ikuti tema yang dikasih,” kata Silva.

Setelah kompakers mengunggah foto ke Instagram dan menandai Upload Kompakan dalam foto, foto yang dianggap bagus akan diapresiasi dengan diunggah ulang ke akun Instagram Upload Kompakan.

Hati Silva makin tertaut pada fotografistill lifeberkat dukungan suami serta keluarga. Profesi sang suami kebetulan fotografer profesional khusus prewedding dan perusahaan, sedangkan orang tua suaminya menyukai hal berbau seni. 

Walau gaya Silva terkesan feminim, perempuan yang hobi melukis ini pun menyukai fotografistill lifemurni --aliran fotografistill lifeyang membebaskan pemotretnya untuk bereskpresi seliar mungkin.

Untuk menambah kesan drama pada fotonya, Silva memilih memotret dengan nuansa gelap.

“Lebih menikmatistill lifemurni karena aku bebas berekspresi, bisa moto apa aja. Kalau aku foto apel busuk gak diomelin klien. Beda kalau foto buat klien pasti ada etika dan pakem-pakemnya,” kata perempuan lulusan desain komunikasi visual ini.

Selainstill lifemurni, Silva suka fotografi makanan ketimbang foto produk. Alasannya, pada fotografi makanan Silva dapat membuat nuansa feminim atau maskulin.

“Kalau makanan kan ada seninya juga, entah nuansa dapur,messy, meja yang berantakan, rempah-rempahan. Itu masih bisa,” ucapnya. 

Muslimah lain yang menghasilkan karya tak kalah memukau yaitu Irma Alaydrus. Ia mulai fokus kepada hobi memotretnya sejak setahun terakhir.

Semula Irma tak membatasi diri soal fotografi apa yang dia sukai. Semua jenis fotografi ia selami sampai akhirnya berlabuh pada fotografi still life.

Serupa dengan Silva, hobi Irma tersalurkan melalui akun Instagram Upload Kompakan. Hampir tiap hari ia berpartisipasi sembari mengikuti peraturan yang dibuat Upload Kompakan.

Dalam berkarya, Irma memiliki dua panutan fotograferstill life: Eva Kosmas Flores asal Amerika Serikat dan Olesya Okuprin asal Rusia.

Irma, ibu rumah tangga dengan satu anak ini, memiliki selera foto hampir sama dengan Silva. Mereka penyuka foto bernuansa gelap.

“Kesannya lebih dramatis karena lihat foto-foto itu misterius dan ada sesuatu yang menarik, membuat penasaran. Kalau light itu lebih ke cantik, tapi tidak bikin penasaran,” ucap perempuan 31 tahun itu.

Dari segala bidang fotografistill life, Irma lebih suka memotret foto makanan, produk, dan aksesoris perempuan.

Berbekal kemampuan memotret, Silva dan Irma kini kerap menggelar workshop fotografistill life.Para muslimah ini bahkan kerap mendapat permintaanendorsedari teman maupun perusahaan. Bagi mereka: hobi berujung profesi.

Buat kamu muslimah perempuan, apakah tertarik seperti Silva dan Irma?