Hanya dengan Foto Wajah, Bisa Ketahuan Anda Gay atau Tidak

pada 7 tahun lalu - by

Beberapa hari ini sempat beredar batalnya pernikahan yang ternyata pasangannya adalah sejenis. Kini algoritma komputer dapat mengetahui apakah seseorang gay atau tidak, hanya denganmemindai gambar wajahmereka.

Lewat Artificial Intelligence (AI) ataukecerdasan buatan yang dikembangkan di University of Stanford dapat memprediksi seksualitas seseorang. Akurasinya jauh lebih tinggi daripada manusia itu sendiri.

Tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan aplikasi "gaydar".

Algoritma mampu mengetahui apakah seorang lelaki itu gay atau tidak menggunakan satu gambar dan bisa menentukan seksualitas perempuan pada waktu itu. Cara kerjanya, saat komputer diberi lima foto seseorang, ia menjawab dengan tepat.

Para peneliti melatih AI dengan menggunakan gambar 36.630 lelaki dan 38.593 perempuan, diambil dari profil kencan online orang gay dan tidak. Algoritma ini mampu mendeteksi perbedaan struktur wajah yang halus sehingga manusia tidak dapat menutupinya.

Menurut periset yang dikutip dariThe Economist, perbedaannya mungkin berhubungan dengan tingkat hormon seperti testosteron yang dimiliki janin dalam rahim, yang dapat menentukan seksualitas.

Teknologi pengenal wajah menjadi semakin cepat, andal dan akurat. Ini termasuk dalam smartphone terbaru sebagai fitur keamanan dan digunakan oleh pemerintah untuk menangani kejahatan.

Sebuah aplikasi pengenalan wajah Rusia bernama FindFace, bekerja sama dengan polisi setempat untuk mengidentifikasi tersangka. Kepolisian Cina, menggunakan teknologi tersebut untuk menangkap penjahat di festival bir.

Seperti diketahui, Homoseksualitas adalah ilegal di belasan negara. Kebencian terhadap gay, lesbian, biseksual dan transgender di Inggris telah meroket dalam beberapa tahun terakhir.

Sehingga kehadiran teknologi AI tersebut dapat berisiko bagi mereka yang gay.

"Mengingat bahwa perusahaan dan pemerintah semakin menggunakan algoritme penglihatan komputer untuk mendeteksi secara rinci seseorang, temuan kami menunjukkan ancaman terhadap privasi dan keamanan lelaki dan perempuan gay," ujar Michal Kosinski dan Yilun Wang, para peneliti di balik proyek tersebut.

Para periset menemukan bahwa program komputer kurang dapat diandalkan di dunia nyata, di luar penggunaan foto untuk situs kencan. [Telegraph]