Di Australia, Acha Septriasa Laporkan WNI Tak Bisa Coblos
Acha Septriasa (Foto: Instagram @septriasaacha)
Uzone.id- Acha Septriasa sudah bermukim permanen di Australia bersama suaminya, Vicky Kharisma dan anak semata wayang mereka, Bridgia Kalina Kharisma.
Acha pun memutuskan menggunakan hak pilihnya untuk Pemilihan Presiden di Sydney.
Namun, tak semua Warga Negara Indonesia (WNI) yang beruntung seperti Acha bisa menggunakan hak pilihnya. Sebagian WNI tak bisa ikut mencoblos karena hal teknis.
Acha pun melaporkan kondisi para WNI yang tak bisa mencoblos saat Pilpres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari Minggu (14/4/2019), berikut foto kerumunan WNI yang terlihat membludak saat mengantre ke ruang mencoblosan.
Baca juga:Air Ketuban Kurang, Asri Welas Dioperasi Caesar pada 15 April
"Trudy Hasta Taftiana dan teman- teman yang ada di foto ini, mungkin mereka sedang merasa sedih krn sebagai WNI yang ber hak memilih dan sedang berada di luar Negeri , sebagai visitors, pendatang sementara, students, Permanent Resident baru, atau pun temporary resident , mereka BELUM menggunakan HAK PILIH nya. Dikarenakan Pintu di tutup jam 18.00 tepat,
"Menurut Informasi yang saya dapat, banyak dari mereka yang seharusnya sudah menjadi DPT tapi mungkin ketika di search di website KJRI resmi nama nya jadi Tidak bisa di temukan. Akhirnya mereka banyak yang pindah TPS.
"Turut menyayangkan bahwa banyak sekali teman- teman kita yang menunggu 5 tahun untuk memilih, bahkan mereka ada juga yang sudah memutuskan pilihan untuk TIDAK GOLPUT tp di batasi dengan JAM pemilih Khusus yang hanya 1 JAM sblm pencoblosan berakhir .
"Saya sendiri permanent resident di Sydney,Tp karena takut kehilangan hak pilih , saya datang jam 8 pagi ke Town Hall untuk mencoblos, masih blm terlalu crowded , ada 4 TPS panitia di sana juga dengan jelas mengInformasikan pd saya bahwa DPLNK ( khusus) yang telat mendaftar ulang ( pendaftaran berakhir 8 maret -13 maret 2019 )seperti saya boleh memilih dan datang lebih awal dr jam 17.00 supaya menghindari antrian yang membludak.
"Saya pindah TPS akhirnya ke Marrickville , disitu saya mencoblos di TPS 10, datang lebih awal jam 3.30 sore, traffic nya gak terlalu padat seperti di town hall dan KJRI , banyak pemilih Tetap yang entah mengapa terdaftar di panjang nya lists calon pemilih, tp NIHIL kedatangan nya di jam 3.30 sampe jam 5 sore.
"Guys, apapun itu.. tetap berpegang teguh pada Indonesia, yakin kalau keadaan ini pasti ada hikmah nya, dan jangan memperkeruh suasana dengan upaya2 prasangka.
"Mungkin Informasi yang kita akses sedemikian rupa dr Tim penyelenggara Pemilu Luar Negeri Sydney di website KJRI masih minim, namun Gak bisa di pungkiri Kejelasan sebagai peserta pemilih juga KURANG di Gaung kan ke seluruh masyarakat di Sydney dengan bebas di platform terbuka. Dan panitia seperti kewalahan menyambut pemilih yang datang dr segala penjuru NSW.
"Bagaimana @bawasluri @kpu_ri dan @kjrisydney menyikapi hal ini ?"tulis Acha yang juga mempertanyakan kinerja KPU.