Di Eropa, Susi Pudjiastuti Beberkan Rahasia Atasi Pencurian Ikan

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menyampaikan presentasi perkembangan industri perikanan dan upaya pemerintah Indonesia menanggulangi penangkapan ikan secara ilegal pada pembukaan "6th European Tuna Conference" di Brussel, Belgia, Senin, 24 April 2017.

Menurut Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Brusel Ignatius Puguh Priambodo, kKonferensi dihadiri lebih dari 250 peserta dari asosiasi perusahaan penangkap ikan, perusahaan pengolahan ikan dan teknologi perikanan, LSM, dan pemerintah dari negara-negara Eropa dan negara penghasil ikan utama dunia. 

Baca:Menteri Susi: Kelautan dan Perikanan Andalan Utama RI

Dalam perhelatan pelaku bisnis perikanan tuna terbesar di Eropa yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali Susi Pudjiastuti menuturkan pengalamannya ketika menjadi pengusaha perikanan di tahun 1990-an sampai 2004, stok ikan di pantai selatan Pulau Jawa, terutama di wilayah Pangandaran, sangat mengkhawatirkan.

Susi Pudjiastuti mengaitkan berkurangnya stok ikan di wilayah tersebut, dan juga wilayah perairan Indonesia lainnya, pada praktek IUU Fishing yang merajalela dan melibatkan banyak aktor dari luar dan dalam negeri.

Baca:Punya Gelar Doktor Honoris Causa, Menteri Susi Batal Ikut Paket C

Susi Pudjiastuti menyatakan saat dilantik menjadi menteri, dia meminta dukungan Presiden Joko Widodo untuk dapat menindak praktik IUU Fishing secara tegas, termasuk melalui peledakan kapal penangkap ikan asing. "Berkat penanganan tegas terhadap IUU Fishing kini stok ikan di Indonesia berangsur pulih kembali," ujar Susi Pudjiastuti.

Menurut Susi Pudjiastuti, praktik IUU Fishing hanya dapat ditanggulangi secara efektif melalui penguatan kerja sama internasional. IUU Fishing harus dikategorikan sebagai kejahatan lintas negara, karena kerap terkait dengan kejahatan terorganisasi internasional.

Dalam prakteknya IUU Fishing dilakukan bersamaan dengan kejahatan lain seperti penyelundupan manusia, obat-obatan terlarang, dan juga melibatkan praktik perbudakan modern, ujarnya.

Perwakilan Uni Eropa dari Direktorat Jenderal Kelautan, Stefan Depypere, yang turut membuka konferensi mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dan Menteri Susi dalam menanggulangi IUU Fishing yang patut dicontoh negara lainnya.

Berdasarkan data Eurostat, 54 milyar Euro dibelanjakan konsumen Uni Eropa untuk produk perikanan di tahun 2015. Konsumsi per penduduk untuk ikan sebesar 25,5 kg di wilayah Uni Eropa.

Sedangkan impor produk ikan mencapai 20% dari keseluruhan 120 milyar Euro produk makanan yang diimpor, menjadikan Uni Eropa sebagai importir netto produk perikanan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Uni Eropa sebesar 404 juta dolar AS.

Selain membuka konferensi, Menteri Susi dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Komisioner Kelautan dan Lingkungan Hidup Uni Eropa, Karmenu Vella, melakukan temu masyarakat Indonesia dan membuka paviliun Indonesia pada Seafood Expo Global Brussels.

ANTARA

Berita Terkait: