Di Indonesia, Tesla Ingin Bikin Powerbank, Bukan Baterai Mobil

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Logo Tesla (Foto: Austin Ramsey / Unsplah)

Uzone.id- Tesla punya minat berinvestasi di Indonesia dengan membangun pabrik yang menghasilkan sistem penyimpanan energi atauEnergy Storage System(ESS) ataupowerbank yang bisa menyimpan energi hingga 100 Megawatt yang menjadi stabilisator atau untuk pengganti sebagai pembangkit peaker (penopang beban puncak).

Dirut Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan hal itu ketika menggelar rapat virtual, pada Selasa (9/2/2021). Menurutnya, perusahaan teknologi yang dipimpin Elon Musk itu tidak tertarik membangun pabrik baterai mobil. 

"Tesla berminatnya dienergy storage, bukan di Electric Vehicle Battery (baterai mobil listrik). Dia datang ke Indonesia karena melihat potensi untuk menjaga kehandalan supply dari PLTS-PLTS adalah ESS," ujar Nicke Widyawati.

BACA JUGA:6 Fakta Tesla Mau Bikin Powerbank Kapasitas Ratusan Megawatt di Indonesia

Nicke lalu memaparkan bahwa Indonesia akan melalui tujuh tahapan agar bisa masuk ke bisnis baterai listrik, yakni mulai darimining (tambang), refining (pengilangan), prekursor, katoda, sel baterai, baterai pack, danrecycling.

Pertamina bersama Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan masuk ke bisnis ini mulai dari prekursor, katoda, sel baterai, baterai pack, dan recycling.

"Kalau di hulu ada Antam dan Inalum," terang Nicke.

 

CATL dan LG Chem

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto sudah menyampaikan kepada media melalui virtual pada Jumat (5/2) bahwa proposal yang diajukan Tesla berbeda dengan CATL (Contemporary Amperex Technology) dan LG Chemical. 

"Jika saya lihat sepintas, based-technology yang digunakan memang agak berbeda. Kami sendiri sangat excited bisa bekerjasama dengan Tesla," tutur Seto.

CATL sendiri merupakan produsen baterai lithium asal China yang sudah berencana membangun pabrik baterai lithium untuk kendaraan listrik di Indonesia dengan rencana investasi USD5 miliar dengan ditandatangani bersama Aneka Tambang (Antam).

Rencananya, 60 persen produksi akan dilakukan di Indonesia dalam bentuk baterai kemasan. Pabrik baru CATL juga direncanakan sudah melakukan produksi tahun 2024, meskipun lokasi pabrik belum diumumkan.

Begitu juga dengan LG Chemical asal Korea Selatan sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman perjanjian investasi baterai kendaraan listrik bernilai USD9,8 miliar pada 18 Desember 2020.

Perjanjian itu menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di dunia yang mengintegrasikan industri baterai listrik dari pertambangan hingga produksi baterai lithium kendaraan listrik, di mana Maluku Utara dan Jawa Tengah akan menjadi lokasi pabrik.

VIDEO First Ride Honda PCX 160: