Digital Nomad, Pekerja Milenial yang Kantornya di Pinggir Pantai

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pernahkan kamu membayangkan bekerja dengan jam yang fleksibel dan di mana saja, bahkan di pinggir pantai sambil menikmati manisnya kelapa muda? Saat ini, dengan pesatnya kemajuan teknologi, hal ini bukan lagi khayalan. 

Adalah digital nomads, atau kaum nomaden digital, yakni para milennial atau kaum muda yang melek teknologi. Mereka mendobrak batasan pekerjaan konvensional, dengan memilih bekerja lewat dunia maya. Dengan modal laptop dan koneksi internet, mereka bisa menghasilkan uang, tanpa perlu melewati macetnya jalanan kota untuk ke kantor, atau repot-repot berpakaian rapi dan berdandan untuk menemui atasan.

Dikutip dari CNBC.com, Jumat (25/8), seorang nomaden digital, Nick Sarafa, telah tinggal di Bali selama dua tahun terakhir. Pekerjaannya sebagai konsultan perangkat lunak memang memungkinkan dirinya tak perlu bertemu klien secara langsung dan lebih banyak lewat perangkat laptopnya. 

Dua nomaden digital lainnya, Cassie Torrecillas dan Shay Orlena Brown, mengembangkan bisnis gaya hidup, The Bombshells Bucketlist, sebuah perusahaan yang menawarkan jasa pembuatan bisnis online untuk wanita, sambil traveling keliling dunia. Mereka menyediakan kursus online yang mengajarkan keterampilan seperti desain website dan pemasaran digital.

Torrecillas dan Brown berasal dari AS dan Kanada dan telah meninggalkan negara asal mereka selama empat tahun, dan mereka baru setahun tinggal di Bali.

"Kami lebih produktif di sini. Ketika saya kembali ke rumah di Amerika Serikat, khususnya di Orange County, saya selalu berada di mobil saya," kata Torrecillas. "Pada saat saya pulang jam 9 malam, dan saya sangat lelah, saya masih merasa belum cukup menyelesaikan pekerjaan."

Orang-orang yang skeptis mungkin berpendapat bahwa nomaden digital hanya melakukan liburan permanen - dengan penghasilan pas-pasan. Tapi mereka membantahnya, karena intinya adalah bijaksana dalam mengelola penghasilan.

Torrecillas dan Brown mengatakan bahwa mereka masing-masing membayar sekitar 500 dolar AS (Rp 6,67 juta) per bulan untuk tinggal di sebuah villa lengkap dengan kolam renang. Biaya itu sudah termasuk asisten rumah tangga harian serta pasokan kelapa segar dan susu almond yang dikirim secara teratur.

Sementara itu, Sarafa mengatakan bahwa dia membayar kira-kira sepertiga biaya sebagian besar kota di AS. Bahkan ia masih punya sisa dana untuk pergi berselancar atau melakukan yoga setiap hari.

"Saya tidak pernah lebih bahagia, atau lebih sehat dalam hidup saya," katanya. "Saya ada di sekitar orang-orang yang memotivasi saya untuk bekerja lebih keras dan menjadi lebih sehat, atau versi yang lebih produktif dari diri saya sendiri."