Dinosaurus Raksasa Jenis Baru Ditemukan di Mesir
Dinosaurus berleher panjang jenis baru ditemukan di Mesir. Fosil dari dinosaurus yang dinamakanMansourasaurus shahinaeini merupakan salah satu dari sedikit fosil yang ditemukan di Afrika dari periode Kretaseus akhir, sekitar 80-66 juta tahun yang lalu.
Periode ini merupakan penanda akhir dari masa dinosaurus yang punah akibat meteor raksasa yang jatuh di Semenanjung Yucatan, tenggara Meksiko.
Tidak banyak penemuan fosil dari periode Kretaseus akhir di Afrika, kata pemimpin penelitian dan ahli paleontologi dari Carnegie Museum of Natural History, Matthew Lamanna.
Para peneliti tidak mengetahui secara pasti dinosaurus macam apa yang hidup di Afrika pada masa tersebut dan apakah mereka berhubungan dengan dinosaurus di tempat lain.
Ahli paleontologi di Mansoura University di Mesir menemukan fosil Mansourasaurus di Sahara pada tahun 2013. Lamanna dan kelompoknya yang berasal dari berbagai institusi penelitian datang ke Mesir untuk melihat fosil tersebut.
Hasil kategorisasi fosil ini akhirnya dipublikasikan di dalam jurnalNature Ecology and Evolutionpada tanggal 29 Januari 2018.
“Akhir dari masa dinosaurus di Afrika merupakan akhir dari penelitian bagi paleontologi,” kata Lamanna kepada National Geographic.
Penemuan ini memberikan petunjuk pada rupa dari fauna Afrika sebelum kepunahan mereka.
Dinosaurus hidup pada masa ketika benua-benua di Bumi masih bersatu. Namun kemudian, terjadi perpisahan benua sehingga banyak dinosaurus yang terpisah karena berada di benua yang berbeda.
Beberapa ahli paleontologi mengatakan, Afrika pada masa itu sama seperti Australia, dipenuhi oleh hewan-hewan yang unik.
Mansourasaurus yang ditemukan di Afrika ini mirip dengan dinosaurus leher panjang yang ditemukan di Asia dan Eropa pada masa Kretaseus. Hal ini membantah teori bahwa fauna di Afrika terisolasi.
“Sepertinya makhluk di Afrika merupakan percampuran dari makhluk hidup di Bumi Utara dan Selatan,” kata Lamanna.
Michael Habib, ahli paleontologi dari University of Southern California mengatakan penemuan ini telah memberikan petunjuk mengenai geografi pada masa ketika dinosaurus tersebut hidup.
Di akhir masa Kretaseus, Afrika sudah terlihat lebih ‘modern’, menyerupai Afrika sekarang. Namun, ketinggian lautnya lebih tinggi daripada sekarang, sehingga sulit bagi hewan dari luar untuk menyeberang ke Afrika.
Apakah Mansourasaurus berjalan lewat darat atau berenang ke Afrika dari Asia atau Eropa, belum diketahui bagaimana mereka bisa ada di sana.
Menurut Habib, alasan mengapa sulit menemukan fosil di Afrika hanyalah karena mereka belum menemukan saat yang tepat. Selain itu, infrastruktur yang belum berkembang dan konflik politik di Afrika membuat penelitian dinosaurus sulit dilakukan.
Lamanna mengatakan, penelitian mengenai dinonasurus di Mansoura University ini akan terus berlanjut untuk mengungkap pengetahuan-pengetahuan baru lainnya.