Disebut Sewa Buzzer buat Konten TikTok, Bea Cukai Buka Suara

pada 7 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Media sosial beberapa waktu lalu banyak dihebohkan dengan laporan salah satucontent creatoryang nge-spilltawaranendorsementyang dilakukan oleh salah salah satu agensi agar membuat video konten untuk Bea Cukai.

Bocoran dari influencer yang satu ini tentu membuat banyak warganet ‘panas’, pasalnya beberapa waktu terakhir terdapat kasus yang berkaitan dengan Bea Cukai, termasuk denda besar yang diterapkan pada produk/barang yang dikirim dari luar negeri.

Menanggapi soal kabarbuzzerdan endorse tersebut, Bea Cukai pun buka suara. Dalam keterangan resminya, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa, Nirwala Dwi Heryanto menyanggah kabar tersebut.

 

 

“Kami tidak menggunakan jasa buzzer untuk mendiskreditkan opini masyarakat khususnya terkait apa yang tengah ramai diperbincangkan belakangan ini,” ujarnya.

Tapi, diakui oleh Nirwala bahwa pihaknya pernah bekerja sama dengan beberapa influencer untuk mengedukasi masyarakat terkait pelayanan kepabeanan dan cukai dengan tujuan menyederhanakan informasi agar dapat lebih mudah dipahami masyarakat secara praktis.

“Layaknya organisasi lain yang memahami pentingnya peran media sosial dan influencer dalam membantu menyebarkan dan menyederhanakan informasi yang kami miliki, kami juga turut mengoptimalkan penggunaan fungsi-fungsi tersebut,” ujarnya.

Bea Cukai pun menyebut bahwa mereka tidak hanya menggandeng beberapa influencer, namun juga secara aktif dan rutin memberikan edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat secara langsung.

 

 

Sebelumnya, media sosial X, Instagram dan TikTok diramaikan dengan pengakuan dari akun TikTok @Awbimax yang ditawari sebuah agensi untuk membuat video untuk Bea Cukai. 

“Saat ini agency kami sedang adacampaignbersama dengan lembaga Bea Cukai.Campaignini bukan seperti buzzer, lebih ke bagaimana POV dari seorang KOL terkait pengalaman mereka yang berhubungan dengan Bea Cukai,” tulis agensi tersebut dalam sebuah pesan singkat.

Bima yang kerap kali mengkritik instansi pemerintah pun mematok harga Rp100 juta per video, lalu agensi tersebut pun memberikan ketentuan mengenai konten yang harus dibuat. Sang influencer ini pun mengunggah soal tawaran ini dan menyebut enggan memberikan testimoni yang tidak sesuai dengan apa yang dialami olehnya.