Dokter "Wong Cilik" di Indramayu Konsisten Pasang Tarif Seikhlasnya Bagi Pasien

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

BEBERAPA hari terakhir, dunia maya dihebohkan oleh sesosok dokter "wong cilik" yang ada di Kabupaten Indramayu. Betapa tidak sang dokter tidak mematoktarif kepada pasiennya.Sang pasien hanya diminta untuk membayar seikhlasnya saja.

Dokter yang menjadi viral di dunia maya tersebut membuka praktek di Jalan DI Panjaitan Nomor 76 Kabupaten Indramayu. Sebuah papan nama atau plang putih berdiri tegak di dekat trotoar. Papan nama tersebut berisi tulisan nama sang dokter. 

Sebelum viral, pada plang tercantumbahwa biaya pemeriksaangratis untuk rakyat kecil. Kalaupun ingin membayar hanya seikhlasnya saja. Sebab itulah ia dijuluki dokter "wong cilik"

Tapi sayang tulisan tersebut kini dihapus menggunakan cat putih. Belum jelas maksud dibalik penghapusan tersebut. Sehingga kini yang terlihat hanya nama sang dokter yakni S. Wijaya dan jam buka praktek saja. Tertulis buka setiap hari mulai dari jam 09.00 sampai jam 13.00 dan tutup pada hari minggu. Saat “PR” mendatangi tempat praktek tersebut memang di dalam ruangan tunggu pemeriksaan terdapat sebuah spanduk. Isinya sama seperti apa yang ada di papan nama sebelum dihapus.  

Di dalam ruang tunggu juga terdapat sebuah kardus. Pasien yang habis berobat boleh membawa pulang salah satu kardus tersebut. Isinya macam-macam mulai dari mainan, pakaian dengan kondisi masih layak pakai. “Gratis hanya untuk yang berobat. Silahkan ambil 1 orang 1 macam saja” tulisan yang ada di kardus tersebut.

Telah dihapus

Sebelumnya dokter “wong cilik” tersebut enggan kisah praktiknya tersebut dipublikasikan ke media. Dokter enggan berkomentar lebih lanjut tentang kegiatan yang tengah dijalaninya. Mungkin itulah sebabnya tulisan di papan nama tersebut dihapus agar tidak timbul anggapan-anggapan negatif.

Nurhasanah (39) warga Kepandean Indrayu mengaku, terbantu dengan adanya layanan dokter gratis tersebut. Pasalnya sang dokter tidak mematok tarif sehingga tidak membebani dirinya sebagai pasien. Apalagi dalam berobat dirinya tidak perlu menunjukkan kartu Indonesia Sehat, BPJS atau lainnya.

Sebagai gambaran, saat berobat ke dokter lain ia harus membayar uang Rp 110 ribu. Namun ketika berobat ke dokter “wong cilik” dirinya hanya membayar uang sejumlah Rp 20 ribu saja. Uang tersebut ia masukkan ke dalam sebuah kotak yang sudah tersedia. Sehingga sang dokter pun tidak mengetahui berapa besaran uang yang diberikan oleh pasiennya. “Bayarnya seikhlasnya saja. Tidak dipatok,” kata Nurhasanah, Rabu.

Pasien lainnya Aminah (68) mengaku, dirinya kerap berobat ke dokter tersebut. Ia pun hanya membayar seikhlasnya saja. Untuk itu, dirinya atau warga kurang mampu lain merasa terbantu dengan layanan tersebut. Terebih saat ini ia harus rutin cek kesehatan karena penyakit diabetes yang dideritanya. “Saya selalu berobat ke sini,” ujar dia.***