Domain .ID Tembus 1,1 Juta di 2016
Sepanjang 2016 terjadi lonjakan yang sangat tinggi dari penggunaan domain .ID di Indonesia. Dari data yang dicatat oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), jumlah domain .ID di awal tahun yang hanya 153.006 menjadi 1.199.045 di akhir tahun.
Lonjakan jumlah pengguna domain .ID yang sekitar tujuh kali lipat ini adalah hasil dari program Satu Juta Domain yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia sejak Mei 2016 lalu.
Dari satu juta domain yang didaftarkan oleh Kominfo RI, saat ini baru 35.149 nama domain yang telah diaktifkan dan diisi konten. Sisanya walau sudah aktif tetapi masih dalam statusStandby(siap diisi konten).
Berbicara di acara Laporan Perkembangan Nama domain .ID sepanjang 2016, Direktur Jenderal Aptika Kominfo RI, Semmy A. Pangerapan menjelaskan bahwa domain-domain tersebut nantinya akan digunakan secara bebas oleh masyarakat Indonesia lewat UMKM atau kelompok pengguna lainnya seperti Komunitas, Sekolah, Ponpes bahkan oleh para Blogger.
“Diharapkan penggunaan domain .ID akan lebih luas di masyarakat, dan mereka mulai mengisinya dengan konten-konten yang positif tentunya,” ujar Semmy, Rabu (11/1).
Semmy menambahkan bahwa nantinya selain domain dan hosting yang bolah digunakan, Kominfo juga akan memberikan pendampingan bagi merek yang berminat.
“Karena belum tentu mereka setelah punya domain, diberikan hosting, tahu bagaimana cara mengisi kontennya, karenanya pendampingan akan diperlukan,” ucapnya.
Program PANDi di 2017
Selain program pemerintah, PANDI juga memberikan beberapa program menarik bagi masyarakat Indonesia agar mereka lebih memilih domain .ID ketimbang domain lainnya.
Berbicara di acara yang sama, Ketua PANDI Andi Budimansyah berujar jika semakin banyak orang Indonesia menggunakan domain .ID maka akan semakin menghemat penggunaan bandwith internet luar negeri.
“Kalau semua menggunakan domain .ID, maka ongkos untuk membayar bandwith internasional otomatis akan berkurang, karena semua server .ID ada di dalam negeri,” ujarnya.
Demi menarik minat netizen yang ingin menggunakan domain ID, PANDI menurunkan biaya domain apapun.ID dari biaya semula Rp 500.000 menjadi Rp 250.000 mulai 1 Januari 2017.
Tidak berhenti sampai di situ, PANDI bahkan memberikan harga cuma Rp. 55.000-100.00 untuk pembuatan, dan memangkas setengah biaya perpanjangan yang semula Rp. 250.000, menjadi 125.000.
Sebagai tambahan, PANDI juga akan meluncurkan situs E.ID, sebuah situs yang nantinya akan digunakan sebagai syarat mendapatkan nama domain.
E.ID ini nantinya akan berisi informasi NIK si pengguna, dan akan dilakukan verifikasi tiga tahap melalui nomor Dukcapil, Email, dan nomor telepon.
“Kalau dulu perlu KTP untuk mendapatkan nama domain, nantinya cukup menggunakan id di e.id saja, dan ini akan menjadiSingle Sign Onseperti Facebook,” ujar Andi.
Selain E.ID, PANDI juga akan meluncurkan DNS nusantara yang berisi situs-situs yang sudah di whitelist, dan pemendek URL dalam negeri, S.ID.