Trump Ancam Hancurkan Kim Jong Un di Twitter

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Presiden Donald Trump mengunggah cuitan di akun resmi Twitternya yang mengancam pemimpin Korea Utara Kim Jong Un setelah menteri luar negeri negara itu mengecam keras Trump di PBB.

"Baru mendengar pidato Menteri Luar Negeri Korea Utara di PBB. Jika dia mengemukakan pikiran Manusia Roket Kecil, mereka tidak akan lama lagi beredar!" tulis Trump.

Belum jelas apakah cuitan Trump ini merujuk pada Menlu Korea Ri Yong Ho atau Kim Jong Un atau Korea Utara.



Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho mengatakan pada Sidang Umum PBB bahwa mensasar wilayah daratan AS dengan roket tidak bisa dihindari setelah “Presiden Setan” Trump menyebut pemimpin Korea Utara "manusia roket".

Donald Trump dan Kim Jong UN terus menerus saling mengancam dan menghina sementara Pyongyang berupaya mengembangkan kemampuan rudal berkepala nuklir untuk mencapai AS.

Trump berulang kali menegaskan akan mencegah Korea Utara mencapai ambisinya itu.

Dalam pernyataan langsung yang belum pernah dikeluarkan sebelumnya, Kim Jong Un menyebut Trump "orang tua gila" yang akan dijinakkan dengan api.

Pernyataan Kim ini dikeluarkan setelah dalam pidato di PBB, Trump mengancam akan "menghancurleburkan" negara berpenduduk 26 juta itu.

Para pelajar ikut dalam aksi anti-AS di Pyongyang sementara pemimpin pemerintah Korea Utara dan AS saling melontarkan ancaman. (KCNA/via REUTERS.)

Korea Utara melakukan uji coba keenam bom nuklir yang merupakan bom terkuatnya pada 3 September. Langkah ini membuat PBB kembali menjatuhkan serangkaian sanksi baru.

Pyongyang membalas dengan mengatakan akan melakukan uji coba bom hidrogen di Lautan Pasifik.

"Hanya harapan kosong untuk mempertimbangkan Korea Utara akan berubah sikap sedikitpun hanya karena sanksi yang lebih keras dari kekuatan musuh," ujar Menlu Ri Yong Ho di Sidang Umum PBB, Sabtu (23/9).

Sementara itu, pesawat pengebom B-1B milik Angkatan Udara AS yang dikawal oleh sejumlah jet tempur bergerak di kawasan udara internasional di perairan sebelah timur Korea Utara pada Sabtu (23/9).

Ini adalah langkah Pentagon untuk memperlihatkan sejumlah opsi militer yang bisa digunakan oleh Presiden Trump jika memutuskan untuk menggempur negara pimpinan Kim Jong Un itu.

[Gambas:Video CNN]

Berita Terkait