Dukung Garuda Muda sambil menikmati ragam pesona Kamboja
Pasukan Garuda Muda yang akan berjuang mengharumkan nama Indonesia di Piala AFF U-23 tentu membutuhkan dukungan segenap bangsa.
Baca juga:AFF U-22, medan menggembleng kesiapan Indonesia untuk dua turnamen penting
Baca juga:Indra Sjafri menantang panggung di atas U-19
Dukungan wujudnya beragam. Mulai dari doa hingga hadir langsung ke Kamboja, tempat pasukan asuhan Indra Sjafri berjuang.
Selain misi utama mendukung langsung pasukan Garuda Muda, terbang ke Kamboja juga cukup menawarkan pengalaman yang menarik di negara tersebut.
Kamboja saat ini tengah menjadi destinasi wisata yang kian populer bagi wisatawan Indonesia. Oleh karena itu, bagi anda yang tahun ini berencana datang dan mendukung langsung Timnas Indonesia di Kamboja, ada baiknya sekaligus menyempatkan diri untuk berwisata di negara tersebut.
Kamboja merupakan sebuah negara berbentuk monarki konstitusional dan termasuk ke dalam kawasan Asia Tenggara, tepatnya terletak di antara negara Thailand, Laos dan Vietnam.
Dengan sistem pemerintahan monarki konstitusional, negara Kamboja dipimpin oleh raja, sedangkan kepala pemerintahannya adalah perdana menteri. Kamboja memiliki lima pemerintahan lokal dengan ibu kota Phnom Penh.
Bahasa yang digunakan di negara tersebut adalah bahasa Khmer, dan mata uangnya adalah Riel (KHR). Akan tetapi, disarankan bagi wisatawan agar membawa uang Dolar Amerika Serikat (AS) karena para pedagang disana lebih banyak bertransaksi dengan mata uang tersebut.
Selain menjadi salah satu negara anggota Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), di bidang olah raga, Kamboja juga menjadi anggota Federasi Sepakbola Asia Tenggara (AFF).
Tahun ini, Kamboja akan menjadi tuan rumah perhelatan kejuaraan Piala AFF U-22. Sebanyak 12 negara akan saling berjuang untuk memenangkan kejuaraan yang berlangsung di Pnom Penh, mulai 17 hingga 26 Februari 2019.
Di kawasan ibu kota, Phnom Penh, ada beberapa lokasi wisata yang dapat dikunjungi, salah satunya yaitu Istana Raja beserta Silver Pagoda. Istana Raja itu menarik karena memiliki bentuk bangunan khas Kamboja. Di sisi sebelah selatan istana, terdapat bangunan yang disebut Silver Pagoda yang merupakan tempat ibadah resmi bagi raja Kamboja.
Bangunan itu disebut Silver Pagoda karena lantainya dilapisi oleh lebih dari 5.000 ubin berbahan perak dan masing-masing memiliki berat 1 kilogram. Di dalam pagoda itu terdapat patung Budha yang terbuat dari emas dan dihiasi dengan 9.584 berlian 25 karat dengan berat 90 kilogram.
Masih di Phnom Penh, objek wisata lainnya adalah Tuol Sleng Genocide Museum dan Choeung Ek Killing Fields. Pada dasarnya, Tuol Sleng Genocide Museum merupakan bangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada rezim Khmer Merah dibawah kekuasaan Pol Pot dijadikan sebagai penjara sekaligus tempat penyiksaan.
Pada 1975 hingga 1978, sekitar 17.000 orang dimasukkan dan disiksa di tempat tersebut, kemudian dibawa ke Choeung Ek Killing Fields yang terletak sekitar 30 menit perjalanan dari Pnom Penh.
Di lokasi tersebut, orang-orang yang dianggap bertentangan dengan paham rezim Khmer Merah dieksekusi mati, bahkan termasuk anak-anak dan balita. Tercatat sebanyak kurang lebih 2 juta jiwa rakyat Kamboja melayang akibat kekejaman rezim yang berkuasa saat itu.
Terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh seluruh wisatawan yang berkunjung ke dua tempat tersebut, yaitu dilarang memotret, berbicara dengan suara keras dan tertawa.
Angkor Wat yang memikat
Setelah mengenal sejarah Kamboja, anda dapat melanjutkan perjalanan ke kota lain, yaitu Siem Reap yang berjarak sekitar 350 kilometer dari Phnom Penh. Perjalanan dari Phnom Penh menuju Siem Reap dapat ditempuh dengan menggunakan bus dalam waktu 6 jam.
Di kota Siem Reap, terdapat sebuah kuil budha yang menjadi lokasi wisata paling terkenal di Kamboja yang bernama Angkor Wat. Kuil tersebut selalu menjadi tujuan utama para wisatawan yang datang ke Kamboja.
Angkor Wat adalah sebuah situs kuno dan bersejarah yang terdaftar sebagai warisan dunia yang dibangun pada awal abad ke-12 dan merupakan kompleks bangunan keagamaan terbesar di dunia karena memiliki total luas area lebih dari 500 hektar.
Terdapat tiga jenis tiket masuk kompleks Angkor Wat. Pertama, yaitu tiket terusan selama tujuh hari yang dibanderol dengan harga 72 Dolar AS per wisatawan. Kedua, tiket terusan selama tiga hari sebesar 62 Dolar AS. Ketiga, yakni tiket untuk satu hari seharga 37 Dolar AS.
Saat membeli tiket, setiap wisatawan diwajibkan untuk menunjukkan paspor, kemudian petugas loket memotret wajah pengunjung yang bersangkutan, lalu foto akan dicetak pada lembaran tiket.
Masing-masing pengunjung harus menjaga tiketnya baik-baik, tidak boleh rusak, kotor atau hilang, karena pemeriksaan tiket dilakukan setiap memasuki area candi dan penjaga akan mencocokkan wajah pengunjung dengan foto yang tercetak di tiket masuk. Pihak pengelola tidak menerima tiket rusak. Apabila rusak, maka pengunjung diharuskan membeli tiket lagi.
Untuk berkeliling area kompleks Angkor Wat, ada tiga cara yang dapat dilakukan oleh pengunjung, yaitu dengan menyewa tuk-tuk (kendaraan umum khas Kamboja), mobil van dan sepeda.
Selain Angkor Wat, terdapat ratusan kuil lainnya di area kompleks tersebut, diantaranya Kuil Bayon yang merupakan kuil unik dengan ukiran wajah tersenyum menghadap empat penjuru mata angin. Ada pula kuil Preah Khan dengan bentuknya yang memanjang ke arah selatan, utara, barat dan timur serta terdapat lingga pada bagian tengah atau pusatnya.
Kuil lain yang juga tergolong unik, yakni kuil Ta Phrom dengan akar-akar pepohonan besar yang menjalar, sehingga terlihat seperti seolah-olah melilit atau memakan bangunan kuil tersebut. Ta Phrom semakin terkenal karena pernah dijadikan sebagai lokasi syuting artis Hollywood Angelina Jolie dalam film Tomb Raider pada 2001.
Aturan penting yang harus diingat oleh setiap wisatawan yang hendak berkunjung ke Angkor Wat adalah berpakaian sopan, karena kuil tersebut merupakan tempat sakral dan juga digunakan sebagai tempat ibadah.
Tata krama dan kesopanan sangat diutamakan di lokasi tersebut. Sehingga para pengunjung sebaiknya mengenakan celana panjang dan kaos berlengan. Bagi pengunjung perempuan, bisa juga mengenakan baju terusan panjang atau long dress. Pengunjung yang mengenakan celana atau rok pendek, celana robek dan kaos tanpa lengan tidak akan diperbolehkan masuk.
Bersantai di pantai
Setelah puas mempelajari sejarah Kamboja di Pnom Penh dan agama budha di Angkor Wat, selanjutnya anda bisa menikmati wisata alam berupa pantai-pantai di wilayah lain di negeri Kamboja.
Namanya Sihanoukville, yaitu sebuah kota pelabuhan yang terletak di selatan Kamboja. Kota yang juga dikenal sebagai Kampong Som itu merupakan satu-satunya pelabuhan laut yang ada di Negeri Kamboja.
Nama kota tersebut diambil dari nama raja Kamboja, Norodom Sihanouk. Kota Sihanoukville juga merupakan pintu atau gerbang utama bagi semua produk yang didatangkan dari luar Kamboja.
Berjarak sekitar empat jam perjalanan darat dari ibukota Pnom Penh, Kompong Som adalah kota pantai yang sangat menakjubkan, sehingga sering kali disebut sebagai “Bali-nya Kamboja” oleh para wisatawan.
Wisata utama kota Sihanoukville adalah sejumlah pantai berpasir putih yang membentang di sekitarnya. Pantai-pantai tersebut menawarkan pengalaman snorkeling dan diving (menyelam) yang berbeda-beda.
Beberapa pantai yang dapat dikunjungi dan dinikmati oleh para wisatawan, antara lain Pantai Sokha, Pantai Independence, Long Beach, Pantai Serendipity, Pantai Ochheuteal dan Pantai Otres. Masing-masing pantai menyimpan keindahannya sendiri-sendiri.
Meskipun memiliki pemandangan yang berbeda-beda, suasana seluruh pantai yang terdapat di kota tersebut sama, yakni masih sangat alami, sehingga membuat Kompong Som menjadi tempat berlibur yang menyenangkan.
Kota Sihanoukville memiliki total luas keseluruhan sekitar 80 kilometer persegi. Untuk mengelilinginya, wisatawan dapat menggunakan tuk-tuk atau menyewa sepeda motor dengan tarif rata-rata 5 Dolar AS untuk satu hari.
Selain pantai, ada pula sejumlah lokasi wisata lainnya yang dapat dinikmati oleh para turis selagi berada di kota Sihanoukville, antara lain Taman Nasional Ream dan air terjun Kbal Chhay.
Taman Nasional Ream atau yang memiliki nama resmi Preah Sihanouk Ream National Park merupakan taman nasional Kamboja yang berjarak sekitar 18 kilometer dari kota Sihanoukville. Taman yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan hutan tropis serta pohon mangrove (bakau) itu dibangun pada 1993 oleh pemerintah Kamboja.
Di areal seluas 210 kilometer persegi tersebut, ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menikmati keindahan Taman Nasional Ream, yaitu dengan berjalan kaki (tracking) atau naik kapal menyusuri sungai dengan tarif sekitar 40 Dolar AS per kapal untuk lama perjalanan selama dua jam.
Lokasi wisata yang juga menarik untuk dikunjungi, yaitu Air Terjun Kbal Chhay yang berjarak sekitar 16 kilometer dari kota Sihanoukville. Kbal Chhay merupakan air terjun setinggi 5 meter yang merupakan pertemuan dari berbagai sumber mata air di pegunungan sekitar.
Hingga 1963, air terjun tersebut berfungsi sebagai sumber air bersih bagi warga di Sihanoukville, namun fungsi itu sempat berubah menjadi lokasi persembunyian saat rezim Khmer Merah.
Pada 1998, perusahaan lokal Kamboja Kok An membangun kawasan air terjun itu menjadi sebuah destinasi wisata. Kini, Pemerintah Kamboja telah mengambil alih pengelolaan kawasan air terjun Kbal Chhay dan kembali menjadikannya sebagai sumber air bersih bagi wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya.
Demikian ulasan mengenai tempat-tempat wisata yang ada di negara dengan julukan Pearl of Asia atau Mutiara Asia itu. Jadi, tunggu apa lagi? Segera datang dan dukung Timnas Indonesia di Piala AFF U-22 2019 sambil menikmati keindahan Negeri Kamboja.
Baca juga:Kamboja tertarik belajar produk halal dari Indonesia