Kabar kematian vokalis utama Boyband SHINee mengundang kesedihan mendalam bagi para Shawol (sebutan fans SHINee). Bahkan, beberapa yang tak kuat menahan sedih, ikut mencoba bunuh diri.
Forum-forum Shawol di media sosial Indonesia ramai membicarakan seorang Shawol dengan akun twitter@KEY_cebong. Kabarnya pemilik akun bernama Devi ini masuk rumah sakit karena overdosis. Sebelumnya pada hari kematian Jonghyun Senin (18/12/2017), Devi mencuitkan kesedihan lantaran ditinggal sang idola.
“Should I give up my life for now since I lost both of my parents and my idol? It's stressing me out.”
Ia kemudian kembali mencuit dalam huruf hangul: “Ibu, Ayah, Jonghyun. Ini sangat sulit. Ibu, Ayah, Jonghyun, aku akan mengikutimu segera. Tunggu aku.”
Cuitan pada hari itu ditutup dengan kalimat yang mengisyaratkan keinginan bunuh diri. “I can't endure it anymore. Mom, dad, Jonghyun oppa, we'll meet really soon.”
Setelah itu, akun Devi terlihat sepi, padahal sebelumnya ia terlihat begitu aktif mencuit. Selama itu pula, akunnya banjirmentionberupa doa, dukungan, dan semangat agar ia segera pulih. Cuitan Devi baru kembali aktif pada tanggal 19 November sekitar pukul 11 malam. Ia mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang telah bersimpati dan mengabarkan bahwa keadaannya baik-baik saja.
“No need to worry, now. I'm under recovery and will be get well soon.”
“I'm still laying on my bed at hospital. I dunno it will be too hurt for me.”
Di Korea sana, seorangtraineeidola,Han Seo Heejuga menunjukkan tanda kecemasan karena bunuh diri Jonghyun. Seo Hee dikenal dekat dengan banyak idol, termasuk dengan Jonghyun.
Namanya pernah ramai dibicarakan karena skandal obat-obatan terlarang bersama anggota Bigbang, TOP beberapa waktu lalu. Seo Hee menuliskan sebuah surat yang menggambarkan kesedihan mendalam akibat kehilangan seorang sahabat. Baginya, Jonghyun merupakan orang yang selalu ada dan menguatkan ketika ia sedih dan butuh dukungan.
Dalam surat tersebut dikatakan Jonghyun dan Seo Hee sudah saling kenal selama lima tahun. Selama itulah, Jongyun memberikan dukungan dan menjadi tempat curhat Soe Hee ketika ia merasa berat berlatih. Namun, hubungan mereka merenggang saat ia terkena skandal bersama TOP. Soe Hee merasa malu untuk kembali curhat kepada Jonghyun.
“Aku bisa gila karena menyesal. Aku bahkan tidak tahu kau mengalami masa-masa sulit. Jika waktu dapat berputar, aku akan melakukan apapun untuk menghentikanmu.”
Di akhir surat, Soe Hee menyatakan keinginan menyusul sang kakak tercinta.
“Aku rindu kamu. Aku akan menemuimu segera, aku akan kesana menyapamu. Kau, pasti kedinginan, tunggu aku.”
Surat darinya menimbulkan reaksi netizen Korea. Banyak dari mereka menasehati Soe Hee dan memintanya mengurungkan niat bunuh diri.
Bunuh Diri Menular
Kecemasan seperti dialami Devi dan Soe Hee harus diperhatikan oleh orang-orang terdekat mereka. Kejadian bunuh diri yang dapat mempengaruhi orang lain untuk ikut melakukan hal serupa. Fenomena ini lazim disebut sebagai “efek peniru”.
Sebuah penelitian yang dilakukan olehSoo Ah Jang, dkk pada tahun 2016 menyatakan adanya kemungkinan kasus bunuh diri selebriti Korea menginspirasi kasus bunuh diri lainnya. Terutama pada orang-orang terdekat yang berada dalam satu lingkaran. Di Korea, tingkat bunuh diri meningkat prevalensinya dari 11,8 kejadian per 100 ribu orang di tahun 1995 menjadi 28,9 kejadian di tahun 2012.
Bunuh diri para selebriti laki-laki lebih mempengaruhi sebagian besar perempuan untuk melakukan hal serupa. Fenomena ini sangat dipengaruhi oleh peliputan media. Bahkan, orang yang bahkan tidak tahu keberadaan sang seleb jadi ikut membicarakan kasus bunuh diri mereka. Peneliti mengatakan media turut andil menyebabkan efek “peniru” dan membuat lebih banyak kasus bunuh diri di Korea.
PenelitianLee J, dkk.pada 2014 menyatakan peliputan media tentang bunuh diri para selebriti mempengaruhi kasus bunuh diri berikutnya. Setelah selebriti mengakhiri hidupnya, jumlah artikel terkait bunuh diri melonjak 80 kali lipat dalam seminggu dibandingkan minggu sebelumnya.
Sebesar 37,1 persen artikel melanggar pedoman pelaporan bunuh diri, misalnya dengan memaparkan metode bunuh diri secara terperinci. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa beberapa kematian dipengaruhi oleh aksi bunuh diri seorang seleb Korea berinisial C.J pada 2008 lalu.
Sementara itu,Myung W dkkpada tahun 2015 menyatakan korban “peniru” bunuh diri paling banyak perempuan berusia 20-39. Semakin muda usianya, semakin ditemukan kecenderungan “efek peniru” sebagai motif mereka melakukan bunuh diri.
========================
Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog atau psikiater maupun klinik kesehatan jiwa. Salah satu yang bisa dihubungi adalah Into the Light yang dapat memberikan rujukan ke profesional terdekat (bukan psikoterapi/ layanan psikofarmaka) di intothelight.email@gmail.com.