Efek Mematikan Kalau Panik Saat Ban Pecah di Kondisi Ngebut

pada 1 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-SebuahMitsubishiPajero Sport—mobil yang tidak diperuntukkan untuk ngebut di jalan tol—mengalami kejadian pecah ban belakang. Nasib sial, mobil tersebut tidak bisa dikendalikan, menabrak pembatas jalan dan sopirnya tewas.

"Diduga mobil itu ngebut dan pecah ban bagian belakang kemudian hilang kendali dan menabrak median masih yang berada di tengah jalan (sisi kanan pengendara)," kata Kanit PJR Ditlantas Polda Sumsel ruas Tol Palindra, Iptu Rudi Suwarman, dikutipUzone.id.

 

 

Itulah efek mengerikan ketika panik saat pecah ban dalam kondisimobil sedang ngebut. Apalagi, mobil yang dikemudikan bukan mobil yang diperuntukkan untuk ngebut seperti mobil-mobil sport.

MitsubishiPajero Sport sendiri idealnya adalah sebuah mobil yang diperuntukkan untuk offroad ataucity-cruisersaja, karena menggunakan sassisladder framedan punyaground clearencetinggi, sehingga rentan limbung saat bermanuver dalam kecepatan tinggi.

Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakanngebutmemiliki risiko yang tidak main-main. Itu kenapa di jalan tol ada batas maksimal kecepatan, yakni rata-rata 80-100 km perjam.

"Ngebut itu nggak main-main, sebuah risiko besar yang diambil kadang tanpa perhitungan karena ngebut sebuah keputusan dari hasil emosi. Dan saat emosi itulah sedikit demi sedikit keselamatan terabaikan," kata Sony ketika dimintai pendapat terkait kecelakaan tersebut.

Menurut Sony, ada beberapa poin yang perlu dipikirkan sebelum sopir saat ngebut di atas 100 km/jam. Poin-poin itu antara lain, apa yang bisa kita lakukan jika ban pecah atau selip? Bagaimana kondisi ban kendaraan kita?

Kemudian apa jeniskendaraankita, apakah mudah oleng? Apa tujuan ngebut? Penumpang sudah dalam posisi aman atau belum? Berapa aturan batas kecepatan? Serta apa saja risiko yang harus kita tanggung ketika kecelakaan.

“Bahwa saat pecah ban, arah kendaraan sudah berubah dan tambah tidak terkontrol akibat kurangnya keterampilan pengemudi. Kenapa? Karena refleks yang timbul pertama adalah panik,” beber Sony.

Saat panik itulah biasanya secara reflek dilakukan adalah injak pedal rem, padahal itu tindakan yang salah. Setelah pedal rem diinjak maka kendaraan semakin melintir dan arah laju menuju ke sisi yang bannya pecah.

Dengan lebar jalan yang hanya 12 meteran maka pasti akan membentur pembatas jalan. Bayangkan efek benturan yang terjadi.

 

 

"Sehingga berpikirlah 100 kali sebelum memutuskan untuk ngebut. Jangan samakan dengan balap. Karena mobil balap aspec ratio bannya tipis sehingga tidak berpengaruh pada ban di kecepatan 100 km/jam," lanjutnya.

Sony juga menyoroti kondisi pengemudi yang terlempar keluar darimobil. Dia meyakini sopir tersebut kemungkinan tidak pakai sabuk pengaman.

"Kalau dia pakaisafety belt,kecil kemungkinan terlempar keluar dari kabin," tutupnya.