Erupsi Tangkuban Parahu Belum Ganggu Aktivitas Penerbangan

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atauAirNav Indonesia menyatakan bahwa erupsiGunungTangkuban Parahu tak mengganggu aktivitas penerbangan.

Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi sekitar pukul 15.48 WIB pada Jumat (26/7).

"AirNav Indonesia menyatakan erupsi Gunung Tangkuban Perahu sampai saat ini belum mengganggu aktivitas penerbangan," ujar Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait melalui keterangan tertulis, Jumat (26/7).

Hingga saat ini, lanjut Yohanes, belum ada rute penerbangan maupun bandara yang terdampak abu vulkanik Gunung Tangkuban Parahu. Dua bandara yang paling dekat yakni Bandara Husein Sastranegara dan Bandara Kertajati. Namun, keduanya berada di luar area abu vulkanik.

Saat ini, kata Yohanes, pihak AirNav terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin. Hal itu dilakukan untuk melihat dampak erupsi terhadap penerbangan.

"Observasi akan dilakukan secara terus menerus denganstakeholderpenerbangan lainnya," katanya.

Gunung Tangkuban Parahu yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada Jumat (26/7), pukul 15.48 WIB. Kolom abu teramati dengan ketinggian kurang lebih 200 meter di atas puncak.

Asap tebal warna kelabu tebal dan abu mengarah ke Timur - Utara - Selatan. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi 5 menit 30 detik.

Kawasan wisata di sekitar gunung pun ditutup sementara pascaerupsi. Pantauan PVMBG, jatuhan abu vulkanik dari erupsi Gunung Tangkuban Perahu mencapai radius 1 hingga 2 kilometer.

Pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyarankan masyarakat sekitar, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas. Pula, tidak disarankan untuk menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.

PVMBG juga meminta mereka mewaspadai ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.

"Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas," kata Agus berdasarkan imbauan dari PVMBG.

Berita Terkait