eSIM Mainan Baru Apple Mencengkeram Pengguna iPhone Xs

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

“Satu permintaan yang sering kami terima di Apple...kemampuan dual-SIM di lini iPhone.”

Senior Vice President of Worldwide Marketing Apple Phil Schiller menyampaikannya dalam sebuah sesi peluncuran tiga iPhone terbaru di Steve Jobs Theatre, Apple Park, Cupertino, California, Amerika Serikat, belum lama ini.

Schiller bersama Tim Cook, sang CEO Apple resmi meluncurkan tiga seri iPhone Xs, iPhone Xs Max, dan iPhone Xr. Ketiga ponsel versi “upgrade” dari iPhone X ini membawa perubahan yang sering dimintakan pelanggan, yakni kemampuan dual-SIM.


iPhone Xs, iPhone Xs Max, dan iPhone Xr yang mengusung konsep dual-SIM maka pengguna ketiga jenis iPhone mampu menggunakan dua SIM alias dua provider telekomunikasimobilesecara bersamaan. Kemampuan ini tentu tidak istimewa karena sudah lazim di banyak seri ponsel lain.

Sepuluh besar produsensmartphonekecuali Apple, sudah merilis perangkat berkonsep dual-SIM. Salah satu alasannya, konsep dual-SIM sangat laku di negara-negara berkembang. Laporan dari IDC, yang dipacak dariThe Vergemencatat sejak kuartal III-2017 hingga kuartal II-2018, sebanyak 98 persensmartphoneyang beredar di India berkonsep dual-SIM. Sebanyak 90 persensmartphoneyang dimiliki masyarakat Cina merupakansmartphonedual-SIM. Di Indonesia, firma riset yang sama mengungkapkan 77 persensmartphoneyang digunakan berfitur dual-SIM.

Dengan lini iPhone Xs, iPhone Xs Max, dan iPhone Xr, yang mengusung konsep dual-SIM, Apple menapaki tangga yang selama ini mereka abaikan. Namun, konsep dual-SIM yang ditawarkan Apple berbeda, yaitu kecuali Cina dan untuk pasar Cina. Apple tak menawarkan slot ganda tempat menyimpan dua SIM. Apple hanya menawarkan satu slot untuk satu SIM di iPhone terbaru. Kemampuan penggunaan satu SIM tambahan didukung melalui eSIM aliasembedded-SIM.

eSIM

SIM card alias kartu SIM merupakan sirkuit yang mengintegrasikan bermacam identitas dalam bentuk digital. Penggunaan kartu SIM pada ponsel terjadi ketika ada perpindahan protokol jaringan selular, dari analog ke digital di awal dekade 1990-an dengan alasan semakin banyaknya pengakses jaringan telekomunikasi saat itu.

SIM berguna untuk menyimpan data-data pelanggan suatu perusahaan provider telekomunikasi, terutama International Mobile Subscriber Identity (IMSI). IMSI berperan selayaknya kunci ataulogin credentialuntuk mengakses jaringan milik provider telekomunikasi.

Secara sederhana, dalam sebuah kartu SIM, tersimpan profil digital untuk mengakses jaringan suatu provider telekomunikasi. Kartu SIM kali pertama dipakai pada Nokia 1011. Ponsel yang lahir di negara yang sama dengan kehadiran teknologi GSM.

Kartu SIM diproduksi oleh Giesecke & Devrient, perusahaan teknologi asal Munchen, Jerman. Kartu SIM pertama kali muncul dalam ukuran “kartu” sepanjang 85,6 mm dan lebar 53,98 mm. Mengikuti perkembangan zaman, kartu SIM makin menciut. Ukuran kartu SIM berubah seiring perkembangan zaman, mulai darifull size(85,6mm x 53,9mm), mini-SIM (25 mm x 15 mm),micro-SIM (15 mm x 12 mm), nano-SIM (12,3 mm x 8,8 mm), hingga eSIM.





Sebagaimana dikutip dariGSMArena, eSIM atau bisa disebutembedded Universal Integrated Circuit Card(eUICC) merupakan kartu SIM berukuran 6 mm x 5 mm yang telah disolder langsung padamotherboardataulogicboardsuatu perangkat. Salah satu alasan mengapa SIM jenis ini langsung disolder ialah “dapat memberikan keamanan yang lebih baik, dan terutama, membuat perangkat memiliki desain lebih elegan.” 

Dengan eSIM, perangkat-perangkat terkoneksi jaringan komunikasi aliasconnected devices, tak memerlukan slot atau ruang khusus sebagai tatakan SIM. Ini membantu perangkat didesain lebih ramping, lebih ringkas.

Sebelum eSIM diterapkan pada iPhone Xs, iPhone Xs Max, dan iPhone Xr, Apple lebih dahulu menyematkannya pada Apple Watch Series 3. Produk jam tangan pintar itu, dengan memiliki eSIM, lantas memiliki kemampuan “connected devices” secara independen, tak tergantung jaringan WiFi.

Selayaknya kartu SIM lain, eSIM pun menyimpan data-data terkait provider telekomunikasi. Namun, data yang ada tak bisa dihapus, dan hanya bisa diganti dengan kartu SIM berbeda, selayaknya kartu SIM lain. eSIM bekerja selayaknya file dokumen digital. Profil digital untuk mengakses jaringan provider telekomunikasi bisa diganti atau diubah secara remote atau dalam bahasa teknis disebut remote SIM provisioning.

Setiap provider telekomunikasi yang menerbitkan kartu SIM memiliki profil digital, eSIM mewajibkan profil yang akan dimasukan memiliki format sama. Sebagaimana dilansirGizmochina, standardisasi profil digital ini diwajibkan oleh GSMA, institusi yang menaungi dunia telepon seluler, melalui Profile Interoperability.

Ketika pengguna baru membelismartphoneyang mendukung eSIM, eSIM tersebut baru mengandung profil digital standar yang bernamabootstrap profile. Profile digital standar itu bisa dioverwriteolehprofile providertelekomunikasi yang dipilih pelanggan. Ini seperti membuat akun di Facebook langsung secara digital. 

Dengan eSIM, pengguna akan mudah berpindah dari provider A ke B, tanpa repot-repot mengganti kartu. Persis selayaknya memiliki dua email berbeda di layanan Gmail.

Sayangnya, eSIM masih terbatas penggunanya. Baru para provider telekomunikasi di Austria, Kanada, Kroasia, Republik Ceko, Jerman, Hungaria, India, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat yang mendukung eSIM. Di Indonesia, eSIM belum tersedia.

General Manager External Communications Telkomsel Denny Abidin mengatakan “kami selalu terbuka terhadap semua inovasi di dalam teknologi telekomunikasi di dunia, tak terkecuali teknologi eSIM.”

Selain soal masih terbatasnya negara-negara yang mengadopsi eSIM, atas kemampuan mudahnya pindah provider yang ditawarkan eSIM, sangat mungkin provider “menolak” mengadopsi teknologi ini. Sebagaimana diwartakanArs Technica, otoritas Amerika Serikat tengah menginvestigasi kongkalikong yang dilakukan AT&T dan Verizon, dua provider telekomunikasi terkemuka AS, atas tindakan mereka mencegah pelanggan mudah pindah provider. Kedua provider itu diduga mengunci perangkat-perangkat ber-eSIM agar tak mudah pindah.

Gaya Lama Apple yang Eksklusif

Apple bukanlah perusahaan pertama yang mengadopsi teknologi eSIM ke perangkat buatannya. Sebelum iPhone Xs, iPhone Xs Max, dan iPhone Xr, Google lebih dahulu membenamkan eSIM untuk Google Pixel 2 dan Pixel 2 XL. Sayangnya, eSIM bagi kedua jenis Pixel itu hanya bisa dimanfaatkan melalui Project Fi, proyek telekomunikasi ala Google. Namun, Apple bisa dibilang jadi pelopor penggunaan eSIM bagismartphone di pasar.

Langkah membenamkan eSIM pada iPhone merupakan langkah yang sama ketika perusahaan itu memilih menggunakan konektor atau colokanlightning daripada USB. Apple juga lebih memilih menghilangkan colokan 3,5 mm dibandingkan menggunakannya. Namun, ini merupakan bagian strategi eksklusif yang dipilih Apple untuk iPhone.

Khusus bagi penggunaan konektorlightning, ini bukan hanya eksklusif melainkan pula soal pundi-pundi keuntungan. Steve Jobs, mendiang pendiri Apple, sebagaimana dikutip dariComputer World, satu waktu pernah berkata “Apple selalu menginginkan memiliki dan mengatur teknologi utama yang terkandung di perangkat-perangkat mereka.”

Lightningmerupakan teknologi asli buatan Apple. Selain bisa leluasa mengendalikan, melaluilightning, mereka memperoleh royalti dari perusahaan-perusahaan pihak ketiga yang turut menciptakan perangkat berbasis colokanlightning.

Strategi tersebut pun berlaku saat Apple mengganti colokan jack 3,5 mm denganheadsetatauearphoneberteknologibluetooth. Dengan dihilangkannya jack 3,5 mm, Apple memaksa pelanggan mereka terpaksa membeli Earpod, earphone nirkabel dari Apple, atau membeli konektor penghubung jack 3,5 mm kelightning. Lagi-lagi, Apple dapat untung.

Kembali pada eSIM yang memudahkan pengguna mengganti provider, bukan tak mungkin eSIM jadi cara Apple “mencengkeram” provider-provider telekomunikasi agar tunduk pada mereka dan menyediakan eSIM bagi para pelanggan.
Baca juga artikel terkaitAPPLEatau tulisan menarik lainnyaAhmad Zaenudin