Facebook Pecat Karyawan yang Protes soal Postingan Trump

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi (Foto: Freepik) 

Uzone.id- Facebook telah pecat karyawan yang protes terhadap sikap perusahaan terhadap postingan kontroversial Presiden Donald Trump.

Karyawan itu pernah bikin cuitan di Twitter, "tidak adanya tindakan" sikap Facebook kepada Trump.

Brandon Dail adalah seorang insinyur yang bekerja di Facebook di Seattle. Dia bikin cuitan pada Jumat bahwa dirinya telah kehilangan pekerjaan usai meminta karyawan lain menambahkan spanduk Black Lives Matters ke situs web yang dikelola Facebook, seperti dilansir dari laman CNET.

Dail mengatakan, karyawan itu menolak dengan alasan tidak mau berpolitik.  Dalam cuitan yang diposting 2 Juni, Dail menyebut nama karyawan itu dan mengatakan bahwa "sengaja tidak membuat pernyataan sudah bersifat politis."

Facebook pun mengonfirmasi soal pemecatan Dail tersebut, tapi tidak bikin rincian lebih lanjut. Sedangkan Dail tidak memberikan tanggapan ketika dimintai komentar.

Jejaring media sosial yang dipimpin CEO Mark Zuckerberg itu menghadapi kritik dari karyawannya sendiri gara-gara lepas tangan terdahap postingan Trump.

Karyawan maupun kritikus berpendapat bahwa postingan Trump bisa menyebabkan kekerasan.

BACA JUGA:Facebook Uji Coba Fitur Face ID dan Sidik Jari untuk Buka Messenger

Awal Juni 2020, ratusan karyawan melakukan pemogokan virtual yang langka dalam menyikapi protes perusahaan terhadap pidato politik Trump yang memposting "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai," sebagai tanggapan atas protes yang meletus usai kematian George Floyd.

Beberapa karyawan berhenti, sementara lainnya mengancam akan meninggalkan perusahaan.

Facebook berpendapan jika postingan Trump tidak melanggar aturan. Berbeda denga Twitter yang menyaring cuitan Trump dengan memberi tanda cuitannya melanggar aturan karena mengagungkan kekerasan.

Karena ucapan presiden untuk kepentingan umum, Twitter mengatakan bahwa pengguna bisa klik tombol 'View' dalam pemberitahuan untuk melanjutkan baca cuitan.

Mark Zukerberg sendiri sedang meninjau perusahaannya soal kebijakan, termasuk aturan yang memungkinkan bisa berdiskusi soal penggunaan kekuatan negara.

Zuckerberg beserta istri, Priscilla Chan, membuat cuitan bahwa mereka "sangat terguncang dan jijik" oleh retorika yang memecah belah dan menghasut.

 

VIDEO Review Suzuki Karimun Wagon R, Mobil Murah yang Terlupakan