Fakta Seputar Wanita Pemegang Papan Ronde dalam Pertarungan Tinju
Mereka adalah wanita yang memegang papan ronde yang mengitari ring tinju.
Gadis-gadis yang bertugas memegang ronde dalam tinju sering terlihat.
Mereka disebut gadis ring.
Seorang gadis ring adalah wanita yang akan memasuki ring tinju antara jeda pertandingan sambil membawa papan besar penanda putaran pertarungan selanjutnya.
Mereka berjalan mengelilingi ring menunjukkan papan ronde pada penonton dan setelah selesai biasanya akan meniupkan ciuman ke arah kamera.
Gadis ring biasanya ada dalam pertarungan tinju, kickboxing, dan MMA.
(Baca Juga: Kalahkan Brighton, Manchester City Cetak Sejarah Baru di Liga Inggris)
Gadis-gadis ring pertama kali menjadi terkenal setelah edisi majalah 'Ring Magazine' tahun 1965 memuat foto model Las Vegas memegang tanda pertandingan tinju.
Para wanita yang berpakaian minim itu dimaksudkan untuk menarik semakin banyak penonton untuk menyaksikan pertandingan.
Akhirnya, sebagian besar promosi pertarungan mengadopsi praktek ini dalam acara mereka.
Promosi seperti ini juga yang dilakukan pada seni bela diri campuran (MMA) dalam Ultimate Fighting Championship (UFC).
Namun, pakaian yang dikenakan para gadis ring dapat berubah tergantung pada tempat, sponsor, dan acara.
Kehadiran gadis ring tidak selamanya diterima oleh publik.
Malissa Smith, seorang penulis yang mencakup tinju wanita, menyebut praktek ini sebagai "eksploitasi seksual yang mencolok" dalam artikelnya tahun 2012 di Troy (New York) Record.
barB-baru ini, dalam olahraga adu cepat Formula 1 (F1) peran gadis pembawa payung yang hampir mirip dengan gadis ring sudah ditiadakan.
Praktek yang telah dilakukan puluhan tahun ini diakhiri karena pandangan masyarakat modern yang menentangnya.
Keputusan ini diikuti oleh asosiasi olahraga Dart, Professional Darts Corporation (PDC) di Inggris yang juga meniadakan peran gadis-gadis dalam olahraga tersebut.
(Baca Juga: Semenjak Menjadi Bintang Porno, Kehidupan Mantan Pesepak Bola Italia Ini Berubah Drastis!)
Pandangan berbeda disampaikan oleh Promotor tinju Lisa Elovich. Ia menyebutkan praktek gadis ring adalah bagian dari pertunjukkan.
Neuroscientist Jack Pemment juga berpendapat bahwa gadis 'cincin' itu juga bisa membantu menumbuhkan karier modeling untuk wanita.
Sementara itu, ring boys atau ring guy juga telah diusulkan dalam pertandingan wanita.
Petinju Mikaela Lauren berkata, "Saya ingin seorang laki-laki. Saya pikir itu hanya adil, dan saya yakin itu akan memberi kesenangan kepada penonton wanita juga."
Fakta mengejutkan juga sempat mencuat mengenai bayaran-bayaran yang didapatkan para gadis ring atas tugas mereka memegang papan ronde dalam sebuah pertandingan.
The Sun pernah menyebutkan seorang gadis ring yang bekerja di UFC, Arianny Celeste. dapat merauk hingga 17.000 Pound (Rp321 juta) dalam setahun.
[caption]Petinju asal Inggris, David Haye (kanan) dan Tony Bellew. [/caption][img-source]TOLGA AKMEN/AFP[/img-source]
Spekulasi bahkan pernah muncul bayaran untuk gadis ring lebih tinggi daripada atlet wanita.
Tahun 2015, mantan juara kelas berat UFC, Ronda Rousey, memprotes tentang hal itu.
"Apakah menurutmu mereka yang berjalan berputar-putar lebih berharga (daripada petarung)?" katanya.
"Baik, gadis-gadis ring yang dibayar terlalu banyak, atau para petarung tidak dibayar cukup."
Stigma negatif memang masih melekat kepada gadis-gadis pemegang ronde dalam ring pertarungan tinju dan yang lain.
Bagaimana menurut Anda? Apakah kehadiran mereka diperlukan atau tidak?