Fenomena Baru Orang RI: Gaji Pas-pasan tapi Tampil Gaya

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pakar ekonomi menyoroti perubahan pola konsumsi masyarakat saat ini. Pola konsumsi bergeser dari belanja ritel menjadi belanja wisata.

Pergeseran pola konsumsi ini didorong oleh keinginan masyarakat untuk tampil gaya, padahal pendapatannya pas-pasan. Pergeseran pola ini melahirkan sebuah fenomena baru.

“Mereka tidak membeli pakaian karena pendapatannya digunakan untuk jalan-jalan, menginap di hotel, atau pergi wisata ke Bali dan negara lain,” kata Dekan dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, di Jakarta, dilansir dariMerdeka.com, Selasa 15 Agustus 2017.

Ari mengatakan perubahan ini dilihat dari banyaknya kelas menengah yang hidup hura-hura. Mereka menabung uangnya dan mengurangi belanja ritel. Lalu, kelas ini menghabiskan uangnya untuk jalan-jalan, padahal pendapatannya tidak meningkat.

Dikatakan bahwa ini merupakan pengamatannya terhadap fenomena yang berkembang di masyarakat di mana mereka mengunggah foto jalan-jalan ke media sosial.

“Ketika kebutuhan untuk menunjukkan aktualisasi sebagai kelas menengah timbul, tetapi pendapatan tidak naik, mereka harus memilih yang dibeli. Barang yang bisa menunjukkan eksistensi mereka sebagai kelas menengah adalah jalan-jalan,” kata dia.

Ari juga mengatakan masyarakat Indonesia saat ini mementingkan tampil trendi walaupun pendapatannya pas-pasan. Dia juga menampik anggapan terjadi penurunan daya beli di masyarakat.

“Jadi, pendapatan pas-pasan, tapi ingin bergaya lebih, gengsi. Ini gaya hidup hedonis yang baru. Intinya mereka masih punya daya beli,” kata dia.(Sah)