Film Marlina akan Tayang di Bioskop Indonesia

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak akan tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai 16 November 2017. Film tersebut telah malang melintang di berbagai festival film kelas dunia seperti salah satunya adalah Festival Film Cannes pada Mei lalu.

"Setelah Marlina pergi ke belahan dunia lain untuk mengikuti festival film internasional, akhirnya dia akan pulang untuk penonton film Indonesia," ujar salah satu produser film itu Rama Adi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (25/9).

Film berdurasi 90 menit itu ditayangkan dalam ajang bergengsi Directors' Fortnight di Festival Film Cannes. Rama mengaku, Marlina berhasil mendapatkan respons positif yang tampak dari tepuk tangan panjang penonton ketika itu.

Selain di Cannes, Marlina juga ditayangkan di Vancouver International Film Festival, Sitges International Fantastic Film Festival, Busan International Film Festival, serta Toronto International Film Festival. Rama mengaku, kehadiran Marlina di festival besar seperti di Cannes dan Toronto merupakan strategi penting untuk membuka kesempatan mendistribusikan film tersebut.

Marlina saat ini berhasil menembus jalur distribusi ke 18 negara termasuk Amerika Serikat dan Kanada.

Marlina merupakan film yang disebut oleh Variety mempopulerkan genre baru 'Satay Western' atau koboi ala Indonesia. Hal itu didukung dengan pemilihan latar lokasi di Sumba yang memiliki banyak sabana. Kisahnya berfokus pada kehidupan seorang janda bernama Marlina (diperankan oleh Marsha Timothy) yang disatroni kawanan perampok. Marlina berhasil membela diri dan bahkan memenggal kepala bos perampok Markus (Egi Fedly). Ia pun membawa kepala Markus dalam perjalanan mencari keadilan dan penebusan.

Sutradara Marlina Mouly Surya mengaku ada isu feminisme yang terkandung dalam kisah film itu. Ia menjelaskan, film itu mengisahkan sebuah penyerangan pada perempuan dan upaya perempuan itu untuk membela diri termasuk menghadapi budaya patriarkal yang masih mengakar di masyarakat.

"Isu yang dibicarakan memang berat tapi sebenarnya film ini drama yang cukup menyenangkan," ujar Mouly.