First Drive Review All New Honda Brio, ‘Baby Jazz’ Sudah Terlahir

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Terlepas dari segelintir kontroversi menyoal tampilan baru All New Honda Brio, Honda boleh deh dianggap sukses melakukan transformasi terhadap citycar andalannya ini.

“Baby Jazz sudah terlahir!” itulah gumam pertama ketika menjajal langsung All New honda Brio di kawasan Pulau Dewata, Bali.

Selama 3 hari bercengkrama bareng All New Brio, kesan Honda Jazz yang lebih kompak dimensinya, lebih terjangkau harganya, dan dengan tampilan yang modisnya sebelas dua belas sama hacthback terlaris Honda itu.

Apalagi, gue kedapetan All New Brio tipe tertinggi, yakni RS dan warnanya kuning ngejreng pula!

Tampilan Eksterior ‘Berani’

Ketika dilahirkan, segelintir kontroversi muncul mengenai tampilan eksterior dari All New Brio yang tumben kelewat berani dan agresif.

Wajah Honda Mobilio dicomot plek-plekkan dan Honda secara terbuka mengatakan langkah tersebut sebagai usaha menciptakan ciri khas dari mobil-mobilnya yang kini hampir semua mirip-mirip.

 

Honda Brio yang imut pun berubah karakter menjadi lebih dewasa dengan sosok sedikit lebih berotot dan jauh lebih sporty.

Ditambah, khusus warna oranye, atapnya dilabur warna hitam layaknya sebuah panoramic roof.

Namun, bagian belakang yang menjadi kunci dari transformasi yang dilakukan Honda.

 

Pintu bagasi full kaca tergusur dengan pintu bagasi model tail gate. Apa jadi jelek? Hmm, meski jadi lebih mainstream, tapi tambahan spoiler besar di atapnya bikin tampilan belakangnya seketika menyenangkan untuk diliat.

Dari sini pula muncul kesimpulan, kalau akhirnya ‘Baby Jazz’ sudah beneran terlahir.

 

Kabin Gak Perlu Sok Legaa

Iya, kalian benar. Masuk ke kabin All New Brio, ya bisa jadi lupa kayak lagi di dalam kabin BRV maupun Mobilio, tapi dengan ruang kabin lebih kecil.

Cuma, dimensi All New Brio lebih panjang dan lebih lebar dari model sebelumnya lho. Ada penambahan panjang sampai 90 mm dan wheelbase pun melar sampai 60 mm.

Hasilnya, ruang duduk di belakang lebih leluasa tanpa mengorbankan barang bawaan di belakang.

Kerennya, di tipe RS yang gue pakai ini, atap plafonnya berwarna hitam. Disinilah lagi-lagi keberanian Honda dalam menyuguhkan All New Brio.

 

Bayangkan, saat semua pabrikan berusaha membuat nuansa kabin mobil-mobil kecilnya jadi lebih lega dengan pilihan warna-warna cerah yang cepat kotor, Honda berani ngasih warna hitam!

Dan memang, nuansa hitam yang sporti dibuat mengental di dalam kabin All New Brio.

Dasbornya yang sama persis dengan dasbor BRV dan Mobilio, ditambah aksen warna oranye dan diatas laci dikasih sentuhan motif karbon.

Sisanya, material kabin yang kebanyakan plastik ini dibuat warna hitam yang sederhana tapi kental sportinya.

Dipertegas lagi sama motif jok berbahan fabriknya itu yang dikasih detail jahitan merah, ala-ala mobil sport.

Setir masih sama, tapi untuk tipe RS di palang sebelah kirinya sudah dilengkapi tombol-tombol pengatur audio.

 

Fitur gak kurang tapi juga gak lebih

Bahas fitur, kayaknya Honda nyoba main aman. Fitur standar yang memang harusnya udah ada pada mobil kekinian, ya ada. Airbag, rem ABS dan EBD, ini sudah jadi standar di semua tipe, termasuk LCGC Brio Satya.

Tapi kita bahas apa yang tersuguh di tipe RS dulu deh ya.

Audio sudah layar sentuh dan sekarang sudah ditambah fitur konektifitas Bluetooth. Sayang, belum ada kamera mundurnya.

Power windownya ada fitur membuka otomatis, sayang gak ditambah nutupnya juga otomatis.

Tapi, mengunci pintu secara otomatis berdasarkan kecepatan mobil sudah ada, ini berasa membantu membuat pengendara lebih tenang.

Lampu depannya juga sudah LED dengan position light guide.

 

Performa Mesin Diseting Ulang

Mesin 1.2L i-VTEC 4 silinder ini masih sama dengan model sebelumnya. Tapi, karena dimensi dan bobot All New Brio lebih besar, Honda pun melakukan tuning khusus.

Mesin terdiri dari katup tunggal dengan ekspansi di bagian rasio katup (exhaust delay) yang disempurnakan untuk konsumsi bahan bakar lebih baik dengan mengurangi gesekan di setiap bagian mesin.

Mesin 1.2L i-VTEC juga memiliki pola zigzag yang ditingkatkan pada struktur piston untuk proses intake yang lebih ringan serta dilengkapi cam chain lebih ramping, juga chain-tensioner danauto-tensioner belt tambahan.

Kombinasi exhaust manifold dengan kepala silinder, dan menempatkancatalytic converter langsung dibawah exhaust manifold untuk meningkatkan pendinginan di ruang pembakaran.

Pembakaran juga ditingkatkan menggunakan busi elektroda anti-oksidasi.

Tenaga maksimum dari mesin i-VTEC 1.2L adalah 90 PS /6.000 rpm dan torsi maksimum 110 Nm/4.800 rpm untuk transmisi manual dan CVT.

Honda mengembangkan teknologi i-VTEC dengan katup tunggal di kisaran rpm rendah sehingga mesin akan mendapatkan satuintake valve per-silinder.

Cara kerja tersebut mempercepat proses pembakaran karena udara dan bahan bakar tercampur dengan lebih baik yang pada akhirnya membuat konsumsi bahan bakar lebih efisien.

Permukaan pada area piston dilapisi dengan molybdenum dalam ketebalan yang tepat pada pola zig-zag untuk meningkatkan daya tahan oli dan mengurangi gesekan.

Selain itu, teknologi seperti MO shot metal dan low-friction oil seal diadopsi untuk konsumsi bahan bakar yang lebih baik.

Setingan baru mesinnya itu dipadankan dengan transmisi CVT yang fun to drive.

Hasilnya emang gak mengecewakan. Dengan bobot lebih berat, akselarasi All New Brio masih mirip dengan model sebelumnya yang terkenal responsif.

 

Impresi Berkendara

Ada beda rasa saat nyetir All New Brio, meski secara umum arah pengembangan masih menjurus ke bagaimana supaya mobil ini selalu fun to drive.

Memang, masuk dan keluar tikungan saat bermanuver gak lagi selincah model sebelumnya, karena jarak sumbu roda lebih panjang, tapi jauh lebih stabil saat menikung.

Apalagi, khusus tipe RS, setingan suspensinya dibuat beda dengan Brio Satya. Agar menguatkan kesan sporti, suspensi dibuat sedikit lebih keras.

Sassis yang dibuat lebih panjang, diameter stabilizer diperbesar, menyempurnakan langkah Honda untuk mewujudkan kelahiran ‘Baby Jazz’ ini.

Ruang kabin juga berasa lebih kedap, sehingga kadang deru suara ban atau cipratan air di spatbor sudah gak lagi terdengar jelas.

Jadi, nyetir All New Brio, diberbagai kondisi jalan di Bali, mulai dari stop and go di kemacetan, ngebut di jalan tol laut, sampai nanjak dan menikung dengan ruas jalan yang pas-pasan, semuanya masih menyenangkan.

 

Kesimpulan

All New Brio kayaknya udah layak deh menyandang statsu ‘Baby Jazz’. Karena dari semua ubahannya, bikin gue gak rela menyebutnya citycar, tapi gak terlalu tinggi buat sepadan dengan Honda Jazz.

Honda cuma tinggal melengkapi beberapa detail, terutama kelengkapan fitur sepele namun kekinian, kayak colokan charger hape di belakang, lampu pada indikator transmisi dan doortrim, kamera mundur atau sensor parkir. Selain detail sepele itu, kayaknya belum ada kebutuhan lain untuk terus menyempurnakan All New Brio saat ini.

Ya, ‘Baby Jazz’ terlahir..