Formula E Jakarta, Malah Seru Politiknya Dibanding Entertainment

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Padahal, balapan Formula E sengaja diadakan pertama kali di lapangan Olympic Park, Beijing, China pada 2014 tak cuma sekedar hiburan belaka.

Formula E punya misi baik, selain menghadirkan tontonan menghibur, juga mempromosikan mobilitas yang sustainable dan menunjukkan kepada dunia kalau kendaraan listrik adalah bentuk transportasi yang benar-benar layak untuk era sekarang hingga ke masa depan.

Kayaknya, istilah sustainable sudah banyak dipakai perusahaan. Kalau diartikan, sustainable merupakan konsep bisnis yang punya kepedulian terhadap lingkungan dan sosial.

Namun, apa yang terjadi ketika Formula E digelar di Jakarta atau Jakarta E-Prix. Sejak awal rencana Formula E digaungkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, perdebatan langsung bermunculan antara warga yang pro dengan yang kontra. Malah terseret ke ranah politik.

Rencana awal, Formula E digelar di area Monumen Nasional atau Monas, Jakarta Pusat, pada 6 Juni 2020. Tempat yang sama bagi sebagian organisasi masyarakat dalam melakukan kegiatan spiritual dan juga aksi demonstrasi.

BACA JUGA:Kijang Buaya Gak Ada Matinya, Pernah Muncul di Film Warkop DKI

Namun, rencana race Formula E di Monas tidak mendapat restu dari Kementerian Sekretariat Negara dengan alasan bisa berpotensi merusak cagar budaya Monas.

Begitu juga dana awal yang akan dikeluarkan Pemda DKI Jakarta untuk penyelenggaraan ini sebesar Rp1,13 triliun. Tapi, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelidiki adanya dugaan korupsi, anggaran race Formula E turun jadi 336,67 miliar setelah dialihkan kepada pihak swasta, menurut Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Anggara Wicitra.

Selain itu, Anggara merasa janggal dengan pembayarancommitment feedari Pemrov DKI Jakarta kepada pihak penyelengara.

Pasalnya, kata Anggara, beberapa kota di luar negeri seperti New York (Amerika Serikat) dan Roma (Italia) bebas dari biaya commitment fee.

Polemik juga belum reda ketika arena race Formula E dipindahkan kawasan Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, pada 4 Juni 2022.

Sirkuit race Formula E akan menghabiskan biaya Rp60 miliar atau naik dari anggaran awal sebesar Rp50 juta. Dana tersebut berasal dari dana korporasi milik PT Jakarta Propertindo (Perseroda).

Trek untuk Jakarta E-Prix punya panjang lintasan 2,4 kilometer dengan 18 tikungan.

Sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara. (Foto: Instagram @ffeindonesia)

66 hari lagi race Formula E digelar di Jakarta. Namun, sirkuit belum juga rampung. Sisa masalah lainnya adalah tiket penonton Formula E seharusnya sudah dijual dari jauh hari, namun belum ada kepastian kapan mulai dijual oleh penyelenggara.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria beralasan kalau Jakpro akan menyampaikan informasi soal penjualan tiket di waktu yang tepat.

"Jadi mungkin Jakpro sudah memperhitungkan waktu yang tepat dan baik sambil mempersiapkan infrastrukturnya," tutur dia.

BACA JUGA:Kecepatan di Tol Dibatasi 120 km/jam, Belajar dari Kasus Vanessa Angel

Ada juga target penonton yang awalnya 50 ribu orang turun drastis jadi 10 ribu orang. Riza beralasan sirkuit Jakarta E-Prix kecil sehingga tidak bisa menampung banyak orang.

Race Formula E memang mengambil kota-kota yang ikonik di seluruh dunia, seperti New York dan Roma.

Ahmad Sahroni yang ditunjuk jadi Ketua Pelaksana Formula E, memberi alasan Ancol dipilih jadi lokasi Jakarta E-Prix karena Ancol merupakan tempat yang dinamis dan sudah jadi ikon Jakarta.

"Terlebih, tempatnya tertutup sehingga tidak mengganggu akses jalanan umum," kata pria yang dijuluki 'Crazy Rich' Tanjung Priok itu kepadaTempo.

Untuk menyaksikan race Formula E, Pemprov DKI juga sudah menyarankan masyarakat untuk menyaksikan lewat televisi di rumah. 

Selain itu, melansir situs resmi Formula E, kita juga bisa nonton ajang ini lewat online dengan tiga pilihan: kanal Formula E di YouTube, situs web Formula E, dan aplikasi Formula E.