FPI Bikin Acara Silaturahmi di Istiqlal Dukung Gubernur Muslim

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising


Anggota sejumlah ormas Islam mengikuti salat Dzuhur dan Istighootsah bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (18/9/2016). Di acara tersebut, Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab akan memberikan ceramah.

Menurut pengamatan Suara.com, mayoritas massa yang hadir mengenakan kostum serba putih.

Acara ini bertajuk "Seruan Shalat Zhuhur & Istighootsah Untuk Keselamatan Bangsa." Salah satu tema yang akan dibahas tentang memilih gubernur Jakarta muslim.

Hingga berita ini diturunkan, Rizieq belum memulai ceramah.

Salah seorang petinggi FPI menyerukan: "Dalam setiap silaturahmi kita harus biasakan untuk salat berjamaah. Dan juga berpolitik dengan berjamaah."

Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal sebenarnya sudah membatalkan acara tersebut. Namun, Panitia Aliansi Peduli Ummat dan Bangsa tetap mempromosikan penyelenggaraan acara ini sejak beberapa hari lalu. Mereka mengajak umat Islam untuk hadir.

Salah satu media promosi acara tersebut adalah media sosial.

Berikut ini adalah seruan mereka yang disampaikan lewat media sosial:

“AYO … DUKUNG & SUKSESKAN SILATURRAHIM AKBAR UMAT ISLAM untuk GUBERNUR MUSLIM JAKARTA.AYO … KERAHKAN UMMAT & PADATI MASJID ISTIQLAL UNTUK SHALAT ZHUHUR & ISTIGHOOTSAH BERSAMA BAGI KESELAMATAN IBU KOTA JAKARTA.Waktu: Hari Ahad 18 September 2016

Siapa mau larang umat Islam Shalat Zhuhur di Istiqlal … ?!Siapa mau larang umat Islam Istighotsah di Istiqlal … ??!!Siapa mau larang umat Islam Silaturrahim di Istqlal … ???!!!Ayo …, lawan INTERVENSI NON MUSLIM di istiqlal …!!!”

Kendati promosinya dilakukan secara besar-besaran, namun, jumlah anggota ormas yang datang tak sampai memenuhi seluruh ruangan masjid.

Isu SARA

Sebelumnya, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBNU Rumadi mengatakan persoalan pilkada Jakarta tahun 2017 yang paling berat adalah munculnya isu SARA.

"Pilkada Jakarta ini ujian terberat terkait dengan SARA ini. Kalau Jakarta ini bisa lolos, melalui (tanpa ada isu SARA), saya optimis ke depan Indonesia jadi lebih baik. Kalau Jakarta gagal, mungkin ada eskalasi bisa lebih buruk," kata Rumadi dalam diskusi bertajuk Tolak SARA dalam Pilkada di Kedai Kopi Deli, nomor 7, Jalan Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

Rumadi mengingatkan isu SARA yang juga dimainkan di pilkada Jakarta tahun 2012. Ketika itu, Joko Widodo berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama.

"Tapi waktu itu, Ahok ini masih wakil, di atas masih ada Jokowi untuk atasi itu. Tapi sekarang situasinya berbeda. Ahok jadi nomor satu (gubernur), dengan dua persoalan baik dari sisi etnis dan agama. Sekarang ini eskalasi untuk menyerang tokoh dengan isu SARA, itu sudah dimulai jauh sebelum dia (Ahok) menjadi calon," ujar Rumadi.

Rumadi mengimbau masyarakat jika tak menyukai Ahok lebih baik jangan memilihnya. Rumadi mengatakan masyarakat jangan menjadikan isu agama menjadi alasan menolak Ahok. Rusmadi juga mengatakan lebih baik lawan politik Ahok mengkritisi kebijakan-kebijakan yang dibuat Ahok selama ini.

"Harapan saya, kalau orang tidak mau pilih Ahok, jangan jadikan keyakinan agama sebagai alasan. Persoalkan saja kebijakan yang dia buat. Jangan jadikan soal kecinaan dia. Karena kita tidak bisa pilih dilahirkan dari etnis mana. Sama saja kita persoalkan takdir tuhan," kata Rumadi.



Berita Terkait: