Gantung Diri Live di FB, Dinsos DKI Siap Dampingi Anak Pahinggar
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Masrokhan menyampaikan pihaknya siap berikan pendampingan psikologis terhadap keluarga Pahinggar Indrawan (35), terutama kepada anak-anaknya.
Seperti diketahui, Pahinggar sempat menghebohkan jagat dunia maya tanah air lantaran mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri yang disiarkan secara langsung melalui media sosial, Facebook.
"Dinsos tetap hadir untuk bantu memberikantrauma healingkepada keluarga sepanjang keluarga mengizinkan," kata Masrokhan saat dihubungi Suara.com, Senin (20/3/2017).
Kata dia, apabila keluarga memberikan izin, maka pihaknya akan mengirim tim psikologi untuk membantu pemulihan trauma terhadap keempat anak Pahinggar yang masih kecil.
Masrokhan menambahkan, pendampingan psikologis itu akan dilakukan hingga anak-anaknya bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala.
"Nanti ada tim psikolog dari Dinsos ke TKP untuk bantu sepanjang diizinkan keluarga. Secara teknis nanti psikolog kita yang handle yah. Berapa lama? Saya kira sampai tuntas," kata dia.
Sebelumnya, ahli Psikologi Klinis dan Forensik, Kasandra Putranto menilai aksi Pahinggar yang melakukan bunuh diri dengan disiarkan menggunakan aplikasi live Facebook bakal meninggalkan luka batin yang akhirnya bisa mengganggu perkembangan psikologi anak-anaknya.
"Yang jelas kejadian ini pasti akan meninggalkan trauma. Genetisnya ada bagian dari ayahnya, secara lingkungan, kejadian ini pasti juga memberikan luka batin," kata Kasandra saat dihubungi, Minggu (19/3/2017).
Kasandra menjelaskan, tumbuh kembang seorang anak terbentuk dari kegiatan yang diajarkan orangtuanya di rumah. Kata dia, biasanya anak-anak akan menurunkan karakter tertentu dari sang Ayah.
Buruknya, saat Pahinggar merekam secara live aksi gantung diri, salah satu anaknya berinisial AAZ (perempuan, 14 tahun) juga turut menyaksikan. Sebelum melakukan aksi bunuh diri, Pahinggar sempat cekcok mulut dengan istrinya, Dian Febriyanti.
Untuk mengapus trauma tersebut, kata Kasandra, perlu dilakukan pendampingan secara psikologi kepada anak-anak Pahinggar. Lebih lanjut, Kasandra mengatakan sang istri juga harus ikut dalam proses pemulihan trauma tersebut.
"Risiko genetis dan reiiko traumatis ada. Itu bisa diminimalkan melalui sesi pendampingan psikologis. Saya nggak tahu sekarang ini anak dan istrinya ada pendampingan atau apa," katanya.
Kasus kematian Pahinggar mendadak heboh di kalangan netizen, usai video bunuh diri yang dilakukan di rumahnya, Jalan Kemenyan nomor 5, RT 8, RW 5, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2017) lalu, tersebar luas di medsos.
Menurut dugaan polisi, supir taksi berbasis online itu gantung diri karena tak sanggup lagi menghadapi konflik di keluarganya.
Pahinggar meninggalkan istri dan keempat anaknya yang masih kecil. Kasus ini dinyatakan ditutup, karena polisi tidak menemukan dugaan tindak pidana.