Gara-gara Excel, Data Kasus Covid-19 Jadi Berantakan

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- Sebuah fenomena yang tak biasa disebabkan oleh software Microsoft Excel sempat terjadi di Inggris. Perhitungan data kasus positif Covid-19 di negara itu menjadi berantakan hanya karena salah menggunakan format file Excel.

Public Health England (PHE) disalahkan karena hal ini, bukan pihak ketiga yang menjadi kontraktornya. Pasalnya, agensi pihak ketiga yang dilibatkan hanya bertugas untuk mengumpulkan data logs yang diproduksi untuk menganalisa tes swab yang dilakukan ke publik.

Hasil dari analisa mereka tersebut adalah teks berbasis list, yang dikenal dengan format file CSV. Mereka mampu menghadirannya tanpa kendala. Namun saat sudah sampai PHE, institusi ini melakuan pengaturan dengan proses otomatis untuk memindahkan data kedalam template Excel. Hal ini untuk memudahkan upload data ke sistem pusat dan bisa digunakan oleh tim NHS Test and Trace, dan juga dashboard pemerintah.

Masalahnya, dilansir BBC.com, Selasa, 6 Oktober 2020, PHE menggunakan format file lama untuk mengambil data-data tersebut, yakni XLS. Walhasil, setiap template hanya mampu menangani 65.000 baris data, ketimbang satu juta lebih yang bisa ditampung oleh Excel.

Keterbatasan baris data itu membuat PHE hanya mampu menampilkan sekitar 1400 kasus per hari dan sisanya tak terpublikasi.

XLS merupakan format file di Excel keluaran tahun 1987. Kemudian format itu diganti dengan XLSX pada 2007. Jika format terakhir ini digunakan maka daya tampungnya 16 kali lipat jumlah kasus yang ada.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan bahwa masalah tersebut muncul sebagai akibat dari PHE menggunakan 'sistem warisan' dan keputusan telah diambil dua bulan lalu untuk menggantikannya.